Tapi mereka royal sekali lho kalau sama aku. Satu bulan saja aku dikasih anakku tiga juta, Belum dari menantuku dua juta. Kan lumayan.
Itu belum uang belanja. Uang listrik". Cerita Mak Sundari bikin para ibu ibu melongo.
Dia pun menggendong cucunya sambil menampakkan rentetan cincin emas dan gelang emas yang dipakai ditangannya.
"Wah percaya. Makanya Mak Sundari sudah seperti Toko emas Wahyu Tedjo wkwkwk". Canda Bu Paini.
"Oh kalau itu mungkin masih simbiosis mutualisme ya. Kalau punya anak kayak si Marni ya apes. Ngasih duit kagak. Ngurus pekerjaan rumah males.
Ikut numpang makan iya. Nyuruh jadi baby sister gratisan iya. Remuk remuk tuh jadi Mbok Nah". Seru Bu Lastri.
"Itu namanya kerja rodi hahaha". Timpal Mak Iyem
."Kalau aku punya anak kayak si Marni mending tak tukar tambah sama Cempe (anak kambing) . Lumayan dikasih makan, Dirawat,
Pas Idhul Adha dijual mahal. Daripada punya anak wujud manusia tapi tidak berperikemanusiaan. Masak ibunya dijadikan..."
"Stop.. Stop .. Mashaallah pagi sudah menggosip. Istighfar". Potong Bi Asih . Dia baru pulang dari rumah majikannya.
"Eh Bu Asih kita itu tidak menggosip. Kita itu berbicara soal Fanta". Sahut Mak Rom.