Mohon tunggu...
Intan Ayu nuraini
Intan Ayu nuraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi saya menyanyi, tapi saya suka bisnis

Selanjutnya

Tutup

Financial

Meningkatkan Profitabilitas UMKM Dokensu Lewat Pengelolaan Biaya yang Cerdas: Perspektif Akuntansi Manajemen

11 Desember 2024   00:48 Diperbarui: 11 Desember 2024   00:48 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto produksi Dokensu

UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) di Indonesia, khususnya yang bergerak di industri makanan, sering kali menghadapi tantangan besar dalam mengelola biaya operasional untuk meningkatkan profitabilitas. Dalam dunia usaha, salah satu kunci untuk mencapai keuntungan yang optimal adalah mengelola biaya dengan baik. Bagi UMKM Dokensu (Donat Kentang Susu), strategi pengelolaan biaya yang efektif sangat penting untuk UMKM agar tetap bertahan dan berkembang, terutama dalam kondisi pasar yang penuh ketidakpastian. Salah satu cara untuk mengelola biaya secara tepat adalah dengan menggunakan akuntansi manajemen, yang membantu pemilik usaha membuat keputusan berdasarkan data yang akurat.

Metode analisis biaya volume laba, yang mencakup perhitungan titik impas serta analisis resiko ketidakpastian melalui konsep margin of safety dan operating leverage, menjadi alat yang sangat berguna untuk menentukan berapa banyak produk yang harus dijual agar usaha tetap menguntungkan. Oleh karena itu, UMKM Dokensu yang dipimpin oleh Bapak Muhammad Musa, dapat menggunakan analisis biaya ini untuk merencanakan produksi, menetapkan harga jual, dan menentukan volume penjualan dengan lebih cermat,guna menghindari kerugian, dan meningkatkan profitabilitas. Dengan pendekatan berbasis akuntansi manajemen yang terstruktur, UMKM Dokensu tidak hanya dapat mengatasi tantangan biaya, tetapi juga menciptakan strategi yang lebih matang untuk mempertahankan keberlanjutan dan mengembangkan usaha mereka di tengah dinamika pasar yang penuh ketidakpastian.

Dalam mengelola biaya untuk meningkatkan profitabilitas, UMKM perlu memahami klasifikasi biaya yang ada, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang tetap konstan meskipun volume produksi atau penjualan berubah. Sementara biaya variabel adalah biaya yang berubah seiring dengan perubahan volume produksi atau penjualan. Pada UMKM Dokensu (Donat Kentang Susu) yang beroperasi di industri makanan, memiliki pengelompokan biaya tetap dan variabel yang jelas. Biaya tetap pada Dokensu mencakup biaya tenaga kerja langsung, biaya penyusutan dan BOP tetap. Sementara itu, biaya variabel mencakup biaya bahan baku dan BOP variabel. Dengan pengelompokan ini, UMKM Dokensu dapat merencanakan produksi dan penjualan dengan lebih efisien.

UMKM Dokensu, yang bergerak di bidang produk makanan, menerapkan analisis biaya volume laba (BVL) untuk memahami hubungan antara biaya, volume penjualan, dan keuntungan. Metode BVL ini memberikan gambaran yang jelas mengenai bagaimana perubahan dalam volume penjualan dapat mempengaruhi laba, serta bagaimana biaya tetap dan variabel berinteraksi dalam struktur biaya. Salah satu komponen penting dalam analisis BVL adalah titik impas (break-even point), yang menunjukkan jumlah unit produk yang harus dijual agar total pendapatan menutupi biaya tetap dan biaya variabel. Titik impas ini menjadi patokan penting bagi Dokensu untuk menentukan harga jual yang kompetitif serta memutuskan volume produksi yang harus dicapai untuk tidak merugi.

Pada UMKM Dokensu (Donat Kentang Susu), perhitungan menunjukkan bahwa titik impas mereka adalah 4.287 unit donat per bulan. Artinya, untuk menutupi seluruh biaya yang mereka keluarkan setiap bulannya, Dokensu harus menjual sedikitnya 4.287 unit donat kentang susu. Setelah mencapai titik impas, setiap unit tambahan yang terjual akan memberikan kontribusi langsung pada keuntungan. Memahami titik impas ini sangat penting bagi Dokensu, karena membantu mereka merencanakan volume produksi yang optimal dan menetapkan strategi harga yang tepat, sehingga usaha dapat terus berkembang dan menghindari kerugian.
Selain titik impas, margin of safety menjadi elemen penting dalam strategi pengelolaan biaya UMKM Dokensu. Margin of safety adalah ukuran yang menunjukkan seberapa banyak penurunan penjualan yang bisa ditoleransi sebelum usaha mulai mengalami kerugian. Ini memberikan gambaran tentang seberapa aman posisi suatu perusahaan dalam hal volume penjualan, di mana semakin besar margin of safety, semakin kecil risiko kerugian.

Dokensu memiliki margin of safety sebesar 59.132 unit. Artinya, jika Dokensu mampu menjual 59.132 unit donat, mereka masih dalam posisi aman dan tidak akan merugi, meskipun terjadi penurunan dalam volume penjualan. Jika Dokensu dapat menjual lebih banyak dari 4.287 unit per bulan, maka mereka dapat menghadapi penurunan penjualan hingga angka margin of safety (59.132 unit) tanpa mengalami kerugian. Margin of safety yang tinggi menunjukkan bahwa Dokensu memiliki ruang aman yang lebih besar dalam menghadapi ketidakpastian pasar atau fluktuasi dalam permintaan produk. Selain itu, Dokensu dapat lebih percaya diri dalam menghadapi fluktuasi pasar atau penurunan permintaan, karena mereka tahu seberapa banyak penjualan dapat turun tanpa mengancam kelangsungan usaha.

Selain titik impas dan margin of safety, salah satu alat yang sangat penting dalam analisis biaya volume laba (BVL) adalah Degree of Operating Leverage (DOL). Degree of Operating Leverage (DOL) mengukur sejauh mana perubahan dalam volume penjualan akan mempengaruhi laba operasional perusahaan. DOL memberikan gambaran tentang seberapa sensitif laba suatu usaha terhadap perubahan penjualan. Semakin tinggi DOL, semakin besar dampak perubahan penjualan terhadap laba, baik itu kenaikan maupun penurunan.

Pada UMKM Dokensu (Donat Kentang Susu), perhitungan menunjukkan DOL sebesar 1,073. Angka ini berarti bahwa untuk setiap kenaikan 1% dalam penjualan, laba operasional Dokensu akan meningkat sebesar 1,073%. Sebaliknya, jika penjualan turun, Dokensu juga akan merasakan penurunan laba yang lebih besar. Dengan mengetahui nilai DOL ini, Dokensu dapat lebih bijak dalam merencanakan strategi penjualan dan mengelola risiko, karena mereka tahu seberapa besar dampak perubahan volume penjualan terhadap profitabilitas mereka.

Dengan menggunakan analisis seperti titik impas, margin of safety, dan Degree of Operating Leverage (DOL), UMKM Dokensu dapat merencanakan strategi bisnis yang lebih terarah. Di sinilah peran akuntansi manajemen menjadi sangat penting. Akuntansi manajemen membantu dalam pengelolaan biaya dengan memberikan informasi yang diperlukan untuk merencanakan biaya tetap dan variabel. Melalui analisis tersebut, UMKM Dokensu dapat menentukan berapa banyak produk yang perlu dijual untuk mencapai laba yang diinginkan dan mengatur strategi yang efektif untuk meningkatkan profitabilitas.

Pengelolaan biaya yang efisien sangat penting untuk meningkatkan keuntungan dan menjaga kelangsungan usaha, terutama bagi UMKM Dokensu (Donat Kentang Susu). Dengan menggunakan alat analisis seperti titik impas yang dihitung sebesar 4.287 unit, margin of safety sebesar 59.132 unit, dan Degree of Operating Leverage (DOL) sebesar 1,073, Dokensu dapat merencanakan penjualan dan produksi dengan lebih baik serta mengatasi ketidakpastian pasar. Akuntansi manajemen membantu Dokensu menghemat biaya dan mengelola risiko, menjadikannya alat strategis untuk mencapai keuntungan maksimal.

Sebagai rekomendasi, Dokensu sebaiknya terus menggunakan analisis biaya volume laba untuk menentukan harga jual yang tepat dan mengontrol biaya dengan lebih baik serta mengoptimalkan margin of safety dan operating leverage untuk mengurangi risiko. Dengan cara ini, Dokensu dapat menjaga posisi keuangan yang lebih kuat dan memastikan usaha tetap stabil dan berkembang di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun