Mohon tunggu...
Intan aura
Intan aura Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gadis kelahiran tahun 2005 yang menyukai game online dan membaca buku.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perspektif Hurlock Mengenai Konsep Diri dan Pengalaman Siswi SMA

20 Desember 2024   14:38 Diperbarui: 20 Desember 2024   14:38 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsep diri merupakan salah satu aspek penting dalam psikologi yang berkaitan dengan bagaimana seseorang memandang, menilai, dan memahami dirinya sendiri. Pandangan ini mencakup berbagai dimensi, termasuk fisik, sosial, dan psikologis, yang terbentuk melalui interaksi dengan lingkungan serta pengalaman pribadi. Konsep diri memiliki peran penting dalam memengaruhi sikap, perilaku, dan pengambilan keputusan individu dalam kehidupan sehari-hari.  
Menurut Hurlock, konsep diri adalah cara seseorang memandang dirinya sendiri berdasarkan pengalaman masa lalu, penilaian orang lain, serta harapan yang dimilikinya. Hurlock membedakan konsep diri menjadi dua jenis, yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif. Konsep diri positif merujuk pada pandangan yang sehat, di mana individu merasa puas, percaya diri, dan memiliki penghargaan terhadap dirinya. Sebaliknya, konsep diri negatif terjadi ketika individu memiliki pandangan yang kurang baik tentang dirinya, merasa tidak berharga, dan sering kali mengalami ketidakpuasan terhadap apa yang dimiliki.  
Pemahaman tentang konsep diri, baik positif maupun negatif, menjadi hal penting untuk memahami bagaimana individu dapat mencapai kesejahteraan psikologis. Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang konsep diri menurut Hurlock melalui salah satu siswi SMA Negeri 63 Jakarta, bernama Saskia Nabila.


Konsep Diri Positif 
Berdasarkan teori Hurlock, konsep diri positif mencerminkan penghargaan dan penerimaan individu terhadap dirinya sendiri. Saskia mencontohkan hal ini ketika ia menjelaskan bahwa kelebihan utamanya adalah percaya diri saat berbicara di depan publik. Namun, ia juga menyadari kekurangannya, yaitu sering merasa gugup saat berbicara di depan umum. Ketika ditanya apakah ia merasa nyaman dengan dirinya, ia menjawab bahwa ia nyaman, tetapi tetap ingin berkembang menjadi lebih berani. Hal ini menunjukkan bahwa ia memiliki motivasi untuk meningkatkan dirinya, yang merupakan ciri khas konsep diri positif.  
Ketika ditanya apakah ia merasa dihargai dan diterima oleh orang-orang di sekitarnya, Saskia dengan lugas menjawab bahwa ia merasa demikian karena dikenal sebagai pribadi yang humoris. Rasa dihargai ini selaras dengan teori Hurlock, yang menyebutkan bahwa penerimaan sosial merupakan salah satu faktor yang membentuk konsep diri positif.  
Selain itu, Saskia menjelaskan bahwa motivasi dari dalam dirinya, pemikiran optimis, dan semangat adalah hal-hal yang membantunya tetap kuat menghadapi tantangan besar. Ini mengindikasikan bahwa ia memiliki cara pandang yang sehat dan konstruktif terhadap kesulitan. Dalam menyelesaikan konflik, Saskia memilih untuk berbicara baik-baik dan menyelesaikannya secara perlahan, sebuah pendekatan yang mencerminkan kematangan emosional.  
Saskia juga memiliki kebiasaan untuk memandang dirinya secara positif, bahkan ketika menghadapi kekurangan. Ia mengapresiasi dan menghargai dirinya sendiri, serta menerima kekurangannya dengan tetap berpikir positif. Ini sejalan dengan pandangan Hurlock bahwa individu dengan konsep diri positif cenderung memiliki penghargaan yang tinggi terhadap dirinya sendiri.  


Konsep Diri Negatif
Meskipun Saskia menunjukkan banyak hal positif pada dirinya, ia juga mengalami beberapa hal yang mencerminkan konsep diri negatif. Salah satunya adalah rasa kurang diapresiasi meskipun sering mencapai prestasi. Saskia mengungkapkan bahwa ia jarang mendapat pujian atau hadiah saat berhasil, yang dapat menimbulkan rasa kurang dihargai. Hurlock menyebutkan bahwa penghargaan dari lingkungan sosial penting untuk memperkuat konsep diri positif.  
Saskia juga mengaku sering merasa kurang percaya diri, terutama karena terlalu memikirkan pandangan orang lain terhadapnya. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh eksternal dapat melemahkan kepercayaan dirinya, sesuai dengan pandangan Hurlock tentang konsep diri negatif.  
Ketika mengalami kegagalan, seperti nilai buruk dalam ujian, Saskia merasakan kesedihan dan kemarahan. Namun, ia berusaha menerima keadaan tersebut dengan sabar dan melihatnya sebagai motivasi untuk menjadi lebih baik. Sikap ini mencerminkan adanya usaha untuk mengatasi dampak negatif dari kegagalan terhadap konsep dirinya.  
Ia juga merasa bahwa kendali keluarga terhadap kehidupannya, meskipun tidak terlalu ketat, tetap membatasi kebebasannya. Hal ini mencerminkan dinamika antara kebebasan individu dan kontrol sosial yang dapat memengaruhi pembentukan konsep diri.  


Kesimpulan
Dari wawancara ini, terlihat bahwa konsep diri Saskia mencerminkan kombinasi antara aspek positif dan negatif yang dipengaruhi oleh pengalaman pribadi dan interaksi sosial. Sesuai dengan teori Hurlock, konsep diri seseorang tidak statis, melainkan terus berkembang berdasarkan bagaimana individu memandang dirinya dan bagaimana ia diperlakukan oleh lingkungannya. Dengan memperkuat aspek-aspek positif seperti optimisme dan penghargaan terhadap diri sendiri, serta meminimalkan pengaruh negatif, Saskia dapat terus meningkatkan kesejahteraan psikologis dan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun