Mohon tunggu...
Intan Arya
Intan Arya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Student at Ganesha University of Education

A hardworking person, self-motivated, and enthusiastic undergraduate student in Elementary School Teacher Education Degree at Ganesha University of Education. A fast learned, good team player with good interpersonal skills. Looking for an opportunity to apply my knowledge learn more skills, gain experience, enhance my skill and make a positive contribution.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

RETRASGIA (Recover Together and Recover Stronger through G20 Indonesia): Optimalisasi G20 sebagai Upaya Pemulihan Perekonomian Nasional menuju Indonesia Maju

12 Januari 2023   19:04 Diperbarui: 12 Januari 2023   19:08 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi G20 Indonesia 2022 (Sumber: Shutterstock)

Selama hampir 3 tahun belakangan ini, seluruh negara di dunia termasuk Indonesia sedang sangat berduka akibat dampak dari Pandemi Covid-19 yang saat ini telah melanda dunia. Di Indonesia, Pandemi Covid-19 tidak hanya memberikan dampak yang signifikan dari segi perekonomian negara saja, melainkan juga mempengaruhi berbagai sektor kehidupan bangsa Indonesia. Berbagai upaya pengendalian dan penanganan telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia, baik dengan cara yang persuasif, represif, maupun preventif untuk pembatasan sosial di kalangan masyarakat Indonesia. Contohnya, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di seluruh provinsi yang ada di Indonesia dan mengeluarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kedua kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia terhadap masyarakat diharapkan mampu menekan dampak yang lebih meluas lagi di kalangan masyarakat dan mengurangi percepatan penyebaran virus Covid-19.

Menghadapi seluruh tantangan di Indonesia akibat dampak yang cukup besar dari Pandemi Covid-19 terutama dalam segi perekonomian bangsa Indonesia yang kian lama semakin memburuk, maka tumbuhlah semangat perjuangan dan optimisme dari bangsa Indonesia. Salah satu kontribusi nyata yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dalam menangani hal tersebut adalah dengan turut serta bergabung dalam Forum Internasional Group of Twenty (G20). Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah dari Forum Internasional Group of Twenty (G20) yang sudah diselenggarakan di Bali pada tanggal 15-16 November 2022, sesungguhnya adalah bentuk apresiasi sekaligus tanggung jawab besar untuk Bangsa Indonesia dari negara-negara di dunia. Tentunya merupakan tonggak sejarah yang baru bagi Indonesia karena pada tahun 1990 sejak awal mula forum internasional ini dibentuk, Indonesia untuk pertama kalinya memegang Presidensi Group of Twenty (G20).

Dikutip dari situs resmi Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia, Group of Twenty (G20) merupakan sebuah forum utama kerjasama ekonomi Internasional yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia yang terdiri dari 19 negara dan 1 lembaga Uni Eropa. Anggota Group of Twenty (G20) terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa. Finance Track dan Sherpa Track adalah dua jalur isu strategi yang akan dibahas pada Forum Internasional Group of Twenty (G20). Moneter, kebijakan fiskal, investasi, infrastruktur regulasi keuangan, dan sebagainya merupakan topik yang akan dibahas pada isu strategi Finance Track. Sementara pada Sherpa Track akan membahas pada segi sektor yang lebih luas lagi, contohnya mengenai isu lapangan kerja, pariwisata, energi, energi berkelanjutan, kesehatan, pendidikan, pemberdayaan perempuan, dan lain sebagainya.

Posisi Indonesia sebagai Presidensi Forum Internasional Group of Twenty (G20), mempunyai peranan yang strategis untuk proses kebangkitan ekonomi dan pemulihan bagi bangsa Indonesia apabila kita sebagai masyarakat Indonesia mampu melihat strategi dari tantangan dan peluang dengan memanfaatkan hal tersebut sebaik mungkin untuk kepentingan pemulihan perekonomian Indonesia. Forum International Group of Twenty (G20) tahun 2022 mengusung tema "Recover Together, Recover Stronger", pemilihan tema tersebut tentunya dengan alasan yang sangat bermakna dan berkaitan dengan situasi saat ini melanda seluruh dunia, termasuk Indonesia selama hampir 3 tahun belakangan ini. Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan, Wempi Saputra menjelaskan bahwa pemilihan tema tersebut mengharapkan agar Indonesia dapat mendorong dan bekerja sama dengan negara-negara di dunia untuk mencapai kebangkitan perekonomian dunia yang berkelanjutan.

Pada tanggal 17-18 Februari 2022 telah dilaksanakan pertemuan pertama Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCG) yang dihadiri oleh Gubernur Bank Sentral dari delegasi negara keanggotaan Forum Internasional Group of Twenty (G20) dan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. Pada pertemuan pertama tersebut, mereka membahas mengenai enam isu yang menjadi prioritas dan strategi agar perekonomian dunia dapat segera pulih dari dampak yang diakibatkan dari 2 tahun lebihnya Pandemi Covid-19. Keenam isu prioritas tersebut meliputi arsitektur keuangan internasional, ekonomi dan kesehatan dunia, isu sektor keuangan yang bersifat berkelanjutan, infrastruktur, dan perpajakan internasional. Dari pertemuan tersebut menghasilkan Communique yang menunjukkan semangat serta komitmen dari seluruh delegasi anggota Forum Internasional Group of Twenty (G20) yang diharapkan untuk kedepannya dapat berdampak bagi percepatan proses kebangkitan ekonomi dan pemulihan dunia.

Dilansir melalui kemenkeu.go.id, Communique yang dihasilkan dari pertemuan tersebut terdiri atas sebagai berikut. Pertama, International Financial Architecture yang meliputi negara maju dengan melakukan normalisasi kebijakan yang dikalibrasikan, direncanakan, dan dikomunikasikan dengan baik, sementara pada negara emerging dan berkembang dengan menerapkan kebijakan makro ekonomi dan sistem keuangan yang sehat untuk mengantisipasi normalisasi kebijakan negara maju, termasuk perlunya kebijakan arus lalu lintas modal dan diversifikasi mata uang. Kedua, Financial Sector Reform dengan cara memperkuat sektor keuangan global, mengelola risiko dan mengoptimalkan digitalisasi sektor keuangan, kerangka pengawasan terhadap aset crypto diperlukan, melanjutkan implementasi G20 Roadmap for Enhancing Cross-border Payments, serta mendorong sistem pembayaran yang cepat, mudah, dan murah untuk inklusi keuangan.

Ketiga, Sustainable Finance yang dilakukan dengan menuju Net Zero Emission, perlunya komitmen dan kerja sama antara negara-negara G20 serta lembaga keuangan terkait pembiayaan perubahan iklim, mendorong peran swasta dan internasional untuk membiayai perubahan iklim dengan kebijakan publik. Keempat, infrastruktur dengan melaksanakan G20 Roadmap, meningkatkan peran sektor swasta dan publik dalam pembangunan infrastruktur, dan mendorong prinsip quality investment yang menolong banyak negara untuk bisa memilih pendanaan infrastruktur yang berkualitas. Kelima, International Taxation yang meliputi penyepakatan dua pilar perpajakan Internasional, yaitu prinsip perpajakan untuk sektor digital dan Global Anti Base Erosion (GloBE) untuk menghentikan upaya penghindaran pajak, Dua Pilar Perpajakan Internasional dapat dilaksanakan pada tahun 2023, serta memberikan dukungan peningkatan kapasitas bagi negara-negara berkembang untuk implementasi Dua Pilar Perpajakan Internasional pada tahun 2023.

Di tengah keadaan Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, melalui Forum Internasional Presidensi Group of Twenty (G20) menjadikan ajang pembuktian bagi bangsa Indonesia bahwa dunia Internasional masih mempunyai persepsi baik atas segala kapasitas resiliensi perekonomian yang dimiliki oleh Indonesia terhadap krisis yang tengah melanda dunia. Monumentum presidensi yang umumnya terjadi kurang lebih dua puluh tahun sekali ini diharapkan dapat menjadi tonggak sejarah baru yang dapat memberikan peluang yang baik bagi proses pemulihan perekonomian dan kebangkitan ekonomi bangsa Indonesia. Indonesia yang pada saat ini menjadi salah satu pusat perhatian dunia, diharapkan mampu menarik kepercayaan terutama masyarakat internasional dan domestik yang berkecimpung sebagai pelaku keuangan dan perekonomian.

Kesempatan ini juga akan dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk memperkenalkan dan mempromosikan produk unggulan kreatif Indonesia karya anak bangsa dan pariwisata alam yang indah kepada masyarakat Internasional melalui tempat-tempat pertemuan-pertemuan Forum Internasional Group of Twenty (G20) yang akan diselenggarakan di Bali, sehingga kedepannya diharapkan dapat turut serta berkontribusi dalam proses menggerakan perekonomian yang ada di Indonesia dan mempercepat proses kebangkitan pemulihan perekonomian yang ada di Indonesia. Secara keseluruhan negara-negara yang bergabung dengan Forum Internasional Group of Twenty (G20) menguasai 85% PDB (Produk Domestik Bruto) di dunia, sehingga Group of Twenty (G20) merupakan forum Internasional yang sangat tepat sebagai wadah masyarakat internasional untuk membahas berbagai isu perekonomian dan keuangan global yang saat ini sedang kencangnya dibahas oleh dunia.

Meningkatnya devisa negara pada aspek ekonomi menjadi dampak yang dapat dirasakan oleh bangsa Indonesia akibat dari kunjungan yang dilakukan oleh delegasi negara Group of Twenty (G20) dan meningkatnya kembali sektor pariwisata di Indonesia terutama Bali yang mengalami tekanan perekonomian akibat dampak dari pandemi Covid-19. Selain itu, manfaat yang dapat dirasakan oleh bangsa Indonesia adalah meningkatnya Produk Domestik Bruto (PDB), peningkatan penyerapan tenaga kerja serta pengoptimalisasi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dapat meningkatkan konsumsi masyarakat domestik.

Sebagai masyarakat Indonesia tentunya mengharapkan jika momentum Forum Internasional Presidensi Group of Twenty (G20) ini akan memperkuat pendanaan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah di Indonesia (UMKM), terutama bagi pengusaha perempuan muda yang memulai berkecimpung pada usaha ultra-mikro maupun makro dengan skema permodalan khusus yang diperluaskan oleh Pemerintah Indonesia yang disebut program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera. Mengutip data yang dilontarkan oleh Joko Widodo, presiden ke-7 Republik Indonesia bahwa hingga saat ini, terdapat lebih dari 10, 4 juta nasabah dengan total pembiayaan 1,48 miliar Dolar AS dan non-performing loan yang sangat rendah, hanya 0,1 persen. Sebagaimana data yang disebutkan oleh Presiden Joko Widodo, hal tersebut membuktikan bahwa para pengusaha perempuan muda yang ada di Indonesia juga memiliki kemampuan yang mumpuni dalam bidang usaha.

Dalam memastikan pengembangan pilar pembangunan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia, sebagai masyarakat Indonesia tentunya sangat mengharapkan bahwa dengan diadakannya Forum Internasional Group of Twenty (G20) akan membuka jalan untuk suatu kemudahan menuju kebangkitan ekonomi dan pemulihan bangsa Indonesia. Contohnya dalam pembangunan perekonomian maritim, pemantapan ketahanan energi dan air, peningkatan investasi dan perdagangan luar negeri, dan sebagainya. Negara maju dan berkembang, negara besar dan kecil, kelompok rentan yang harus diprioritaskan, diharapkan diarahkan agar dapat membangun hubungan kerjasama melalui Group of Twenty (G20). Dengan mengedepankan ekstensif penting agar tetap dijadikan strategi dalam rangka pemulihan perekonomian dunia.

Strategi kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia yang responsible terhadap isu-isu dalam bidang perubahan iklim kedepannya agar mampu mempercepat kebangkitan ekonomi dan pemulihan bangsa Indonesia yang berpedoman pada ekonomi hijau yang bersifat berkelanjutan. Dilansir melalui data nasional.sindonews.com, pada periode 2020-2025 pertumbuhan perekonomian di Indonesia ditargetkan tumbuh sebesar 6%. Dengan terpilihnya Indonesia sebagai Presidensi Group of Twenty (G20) diharapkan mampu membuat Indonesia terlepas dari tekanan dampak dari Covid-19 sekaligus menjadi sumber dari percepatan kebangkitan ekonomi dan pemulihan menuju Indonesia Emas pada tahun 2045.

Tantangan dalam mewujudkan kebangkitan ekonomi di Indonesia usai melandanya Pandemi Covid-19, tidak hanya dilakukan melalui pemulihan bangsa Indonesia, tetapi juga meningkatkan produktivitas pada masing-masing sektor bidang perekonomian di Indonesia serta dengan mengubah struktur transformasi perekonomian dalam jangka panjang dan menengah di Indonesia dari productivity menjadi higher productivity sector. Kita sebagai masyarakat Indonesia diharapkan mampu bekerja secara bersama dalam membangun inovasi dan berkolaborasi bersama dalam mendukung berjalannya percepatan proses transformasi pemulihan perekonomian di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun