Pandemi COVID-19 yang ada telah mempengaruhi dan menantang sistem perawatan kesehatan di seluruh dunia. Karena mudah menyebar melalui droplet serta interaksi tatap muka dari professional kesehatan dengan pasien membawa risiko penularan yang tinggi.Â
Dokter gigi merupakan orang paling rentan terinfeksi virus karena perawatan gigi selalu melibatkan pemeriksaan pada daerah rongga mulut. Meskipun pandemi Covid-19 telah mereda di seluruh dunia begitu juga di Indonesia namun virus-virus di sekitar kita tidak akan pernah hilang.Â
Oleh karena itu praktik kedokteran gigi perlu berinovasi untuk melanjutkan perawatan gigi untuk meminimalkan risiko infeksi silang dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi di era digitalisasi ini. Digitalisasi melalui teledentistry dapat memberikan solusi inovatif untuk melanjutkan praktik kedokteran gigi baik di masa pandemi ini maupun ke depannya.
Teledentistry (cabang dari telehealth bersama dengan telemedicine) merupakan fasilitas perawatan gigi, petunjuk, edukasi atau perawatan jarak jauh melalui penggunaan teknologi informasi tanpa harus bertemu secara tatap muka langsung dengan pasien.Â
Teledentistry bukanlah suatu konsep baru di bidang kesehatan. Teledentistry pertama kali dimulai oleh militer AS pada tahun 1994 untuk melayani pasukan AS di seluruh dunia. Teledentistry mencakup telekonsultasi, telediagnosis, teletriase, dan telemonitoring.
Adanya teledentistry dapat memberikan kemudahan baik kepada dokter gigi maupun pasien dalam administrasi, diagnosis, konsultasi, dan mengusulkan rencana perawatan.Â
Hal tersebut berupa mekanisme anamnesis pasien, pemeriksaan klinis yang dapat dilakukan dengan konsultasi secara real time, menerima gambar melalui aplikasi chatting, pemberian resep elektronik, perawatan-perawatan suportif berupa edukasi pasien untuk diagnosis penyakit tertentu, hingga penegakan diagnosis untuk perencanaan perawatan selanjutnya.Â
Meskipun digitalisasi dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut mengalami beberapa tantangan dan hambatan dikarenakan hampir seratus persen perawatan gigi dan mulut adalah tindakan psikomotorik yakni berupa tindakan langsung pada mulut pasien.Â
Namun setidaknya dengan digitalisasi melalui telekonsultasi dengan dokter gigi ini dapat memudahkan pasien untuk tetap melakukan konsultasi tanpa perlu meninggalkan rumah.
Referensi
Ghai, S. (2020). Teledentistry during COVID-19 pandemic. Diabetes & Metabolic Syndrome: Clinical Research & Reviews, 14(5), 933–935. https://doi.org/10.1016/j.dsx.2020.06.029
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H