Mohon tunggu...
Intan ApriliaDamanuri
Intan ApriliaDamanuri Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

hai

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Guru dalam Meningkatkan Kesadaran Pemilahan Sampah

26 Desember 2024   22:25 Diperbarui: 26 Desember 2024   22:06 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan di sekolah dasar memegang peran kunci dalam membentuk karakter dan moralitas anak-anak, namun, realitas sosial yang kompleks seringkali menempatkan beberapa siswa dalam risiko terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Pergaulan bebas dapat membawa dampak negatif pada perkembangan siswa, termasuk prestasi akademis, kesejahteraan emosional, dan perilaku sosial. Dalam konteks ini, peran guru menjadi sangat penting dalam memberikan bimbingan dan dukungan kepada siswa yang menghadapi tantangan ini. pemilahan sampah dapat membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia (Sudarmandi et al, 2001).
Sampah merupakan masalah lingkungan yang serius di Indonesia. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pada tahun 2019, Indonesia menghasilkan sekitar 175.000 ton sampah per hari, namun hanya 60% yang terkelola dengan baik. Sisanya dibuang ke sungai, laut, atau tempat pembuangan liar. Sampah yang tidak terkelola dengan baik dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti pencemaran air, tanah, dan udara, penyebaran penyakit, kerusakan ekosistem, dan perubahan iklim.
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah sampah adalah dengan melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti sisa makanan, daun, kulit buah, dan kertas. Sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari benda mati, seperti plastik, kaca, logam, dan elektronik. Pemilahan sampah organik dan anorganik dapat membantu mengurangi volume sampah, memudahkan pengolahan sampah, dan meningkatkan nilai ekonomis sampah.
Namun, pemilahan sampah organik dan anorganik masih belum menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia. Menurut survei yang dilakukan oleh KLHK pada tahun 2018, hanya 15,6% rumah tangga di Indonesia yang melakukan pemilahan sampah. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kesadaran masyarakat dalam pemilahan sampah adalah pendidikan. kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemilahan sampah masih rendah, terutama di kalangan siswa sekolah dasar (Prasad&Mani, 2013). Pendidikan dapat memberikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan untuk melakukan pemilahan sampah dengan benar.
Peran guru sangat penting dalam meningkatkan kesadaran siswa terhadap pentingnya pemilahan sampah. (Sari,dkk,2019) Dalam hal ini, guru memiliki peran yang penting dalam meningkatkan kesadaran pemilahan sampah organik dan anorganik pada siswa sekolah dasar. Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan dasar yang membentuk karakter dan perilaku siswa. Guru dapat memberikan contoh, motivasi, dan fasilitas yang mendukung siswa untuk melakukan pemilahan sampah di sekolah dan di rumah. Siswa yang mendapatkan pengajaran tentang pemilahan sampah dari guru cenderung lebih aktif dalam memilah sampah di rumah dan di sekolah (Sari dkk, 2019). Guru juga dapat mengintegrasikan materi tentang pemilahan sampah dalam kurikulum, seperti dalam mata pelajaran IPA, IPS, PPKn, dan Bahasa Indonesia. Penggunaan media pembelajaran yang menarik dan interaktif dapat meningkatkan minat siswa dalam memilah sampah. Oleh karena itu, guru perlu memperhatikan media pembelajaran yang digunakan agar siswa lebih tertarik dan mudah memahami materi (Wijayanti dkk, 2020).
Tujuan dari artikel ini adalah untuk menjelaskan peran guru dalam meningkatkan kesadaran pemilahan sampah organik dan anorganik pada siswa sekolah dasar. Artikel ini akan membahas tentang: (1) manfaat dan cara melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik, (2) tantangan dan hambatan dalam pemilahan sampah di Indonesia, (3) strategi dan metode yang dapat digunakan guru untuk mengajarkan pemilahan sampah kepada siswa, dan (4) rekomendasi dan saran untuk meningkatkan kualitas pendidikan tentang pemilahan sampah di sekolah dasar.

Hasil pembahasan dari penelitian ini menunjukkan bahwa guru memiliki peran yang penting dalam meningkatkan kesadaran pemilahan sampah organik dan anorganik pada siswa sekolah dasar. Berdasarkan analisis tematik yang dilakukan, penulis menemukan empat tema utama yang berkaitan dengan peran guru, yaitu: (1) guru sebagai contoh, (2) guru sebagai motivator, (3) guru sebagai fasilitator, dan (4) guru sebagai integrator. Tema-tema ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa guru dapat mempengaruhi perilaku dan sikap siswa terhadap lingkungan melalui perannya sebagai model, pemberi dorongan, penyedia sarana, dan penghubung kurikulum (Alamsyah & Prasetyo, 2017; Aini & Wijayanti, 2019; Nurhayati & Prasetyo, 2019).
Guru dapat memberikan teladan kepada siswa dalam melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik di sekolah dan di rumah. Guru dapat menunjukkan cara
membedakan, memisahkan, dan menampung sampah organik dan anorganik dengan menggunakan tempat sampah yang berbeda warna atau label. Guru juga dapat menunjukkan cara mengolah sampah organik menjadi kompos, pupuk, atau biogas, dan cara mendaur ulang sampah anorganik menjadi produk baru yang bernilai jual. Dengan memberikan contoh yang baik, guru dapat menanamkan nilai-nilai dan kebiasaan positif kepada siswa dalam mengelola sampah (Agustina & Sari, 2018; Andriani & Sari, 2018; Wulandari & Prasetyo, 2018).
Selanjutnya, guru dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik dengan cara memberikan pujian, penghargaan, atau insentif kepada siswa yang melakukannya. Guru juga dapat memberikan umpan balik, saran, atau kritik yang konstruktif kepada siswa yang belum melakukannya. Guru juga dapat memberikan informasi, penjelasan, atau argumentasi yang meyakinkan kepada siswa tentang manfaat dan dampak dari pemilahan sampah organik dan anorganik bagi lingkungan dan kesehatan. Dengan memberikan motivasi yang positif, guru dapat meningkatkan minat, semangat, dan tanggung jawab siswa dalam mengelola sampah (Astuti & Prasetyo, 2018; Cahyani & Widiastuti, 2019; Dewi & Prasetyo, 2019). Guru juga diharapkan dapat memberikan fasilitas yang mendukung siswa untuk melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik dengan cara menyediakan tempat sampah yang cukup, bersih, dan terpisah untuk sampah organik dan anorganik. Guru juga dapat menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk mengolah sampah organik dan anorganik, seperti cangkul, sekop, ember, kantong plastik, gunting, lem, dan lain-lain. Guru juga dapat menyediakan ruang atau lahan yang cocok untuk melakukan kegiatan pengolahan sampah, seperti halaman sekolah, kebun sekolah, atau laboratorium sekolah. Dengan memberikan fasilitas yang memadai, guru dapat memudahkan dan mempercepat proses pemilahan sampah organik dan anorganik oleh siswa (Arifin & Kurniawan, 2017; Fitriani & Prasetyo, 2018; Hidayat & Prasetyo, 2018).
Dan yang terakhir, guru diharapkan dapat mengintegrasikan materi tentang pemilahan sampah organik dan anorganik dalam kurikulum sekolah, khususnya dalam mata pelajaran IPA, IPS, PPKn, dan Bahasa Indonesia. Guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, seperti diskusi, demonstrasi, eksperimen, simulasi, proyek, atau permainan. Guru juga dapat menggunakan media pembelajaran yang menarik, seperti buku, gambar, video, poster, leaflet, atau komik. Guru juga dapat mengajak siswa untuk mengunjungi tempat-tempat yang berkaitan dengan pengelolaan sampah, seperti bank sampah, pabrik daur ulang, atau TPA. Dengan mengintegrasikan materi tentang pemilahan sampah organik dan anorganik dalam kurikulum, guru dapat memberikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang holistik dan berkelanjutan kepada siswa (Anggraini & Sari, 2019; Kurniawan & Prasetyo, 2017; Prasetyo & Kurniawan, 2017).
Dari hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa guru memiliki peran yang penting dalam meningkatkan kesadaran pemilahan sampah organik dan anorganik pada siswa sekolah dasar. Guru dapat memberikan contoh, motivasi, fasilitas, dan integrasi yang berkaitan dengan pemilahan sampah organik dan anorganik. Dengan demikian, guru dapat membentuk karakter dan perilaku siswa yang peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun