Mohon tunggu...
Intan Aisyah
Intan Aisyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI

Nama saya Intan Nur Aisah, seorang mahasiswa yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang, jurusan Agribisnis Peternakan. Saat ini saya berada di semester 7, masa yang penuh tantangan sekaligus peluang sebagai mahasiswa tingkat akhir. Saya memiliki ketertarikan besar di bidang peternakan, khususnya dalam pengembangan inovasi teknologi pakan ternak. Minat ini mendorong saya untuk selalu mencari wawasan baru, baik melalui literatur akademik maupun kegiatan praktik di lapangan. Saya percaya bahwa inovasi di sektor pakan dapat memberikan dampak besar terhadap efisiensi dan keberlanjutan dunia peternakan di Indonesia. Di luar kegiatan akademik, saya juga aktif menyalurkan hobi dan minat saya. Saya gemar menulis, baik itu untuk mencatat ide-ide, menuangkan opini, atau bahkan sekadar menciptakan karya kreatif. Menulis bagi saya adalah cara untuk merefleksikan pikiran dan memperdalam pemahaman. Selain itu, saya menikmati menggambar dan melukis sebagai medium untuk mengekspresikan perasaan atau suasana hati. Seni visual membantu saya menemukan keseimbangan antara kesibukan akademik dan kebutuhan untuk tetap kreatif. Dengan perpaduan antara keahlian di bidang agribisnis peternakan, minat dalam teknologi pakan, dan kreativitas dalam seni, saya bercita-cita untuk berkontribusi secara nyata pada kemajuan sektor peternakan di Indonesia. Visi saya adalah menciptakan solusi yang inovatif dan praktis untuk meningkatkan kualitas produksi ternak, sekaligus mendukung keberlanjutan lingkungan. Saya percaya bahwa pendidikan, pengalaman, dan minat yang saya tekuni saat ini akan menjadi bekal berharga untuk perjalanan karier saya di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengatasi Krisis Kepemimpinan di Indonesia: Refleksi dan Solusi

24 Desember 2024   11:45 Diperbarui: 24 Desember 2024   09:59 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia, dengan lebih dari 270 juta penduduk, membutuhkan pemimpin yang kuat dan berintegritas untuk mengelola keberagaman budaya, etnis, agama, dan tantangan pembangunan. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, krisis kepemimpinan telah mengemuka di berbagai sektor, baik dalam pemerintahan, politik, maupun sosial. Fenomena ini tidak hanya menghambat pembangunan tetapi juga merusak kepercayaan masyarakat terhadap institusi yang seharusnya menjadi contoh.

Penyebab Krisis Kepemimpinan

1.Korupsi: Indikasi Lemahnya Integritas

   Korupsi menjadi cerminan buruknya integritas dalam kepemimpinan Indonesia. Berdasarkan laporan Transparency International, indeks persepsi korupsi Indonesia stagnan. Banyak pemimpin yang seharusnya menjadi teladan justru terlibat dalam korupsi, nepotisme, dan penyalahgunaan kekuasaan. Hal ini menggerogoti kepercayaan publik dan menumbuhkan skeptisisme di masyarakat.

2.Politik Identitas yang Merusak

   Isu politik identitas sering dimanfaatkan oleh elite untuk meraih kekuasaan. Alih-alih mengutamakan kepentingan rakyat, banyak pemimpin yang justru memanfaatkan isu SARA untuk keuntungan politik, menciptakan perpecahan di masyarakat. Akibatnya, masyarakat kehilangan figur pemersatu yang dapat mengatasi perbedaan.

3.Kepentingan Golongan Mengalahkan Kepentingan Publik

   Banyak pemimpin yang lebih mengutamakan kepentingan partai atau golongan daripada kepentingan rakyat. Akibatnya, program pembangunan terhambat, karena prioritas sering kali diarahkan pada keuntungan politik jangka pendek.

4.Krisis Pendidikan Kepemimpinan

   Pendidikan kepemimpinan di Indonesia masih kurang menekankan pada nilai moral, etika, dan tanggung jawab sosial. Sistem pendidikan lebih fokus pada aspek akademik tanpa menanamkan semangat kepemimpinan sejati. Hal ini mengakibatkan calon pemimpin masa depan kekurangan dasar yang kuat untuk menjadi pemimpin yang berintegritas.

Dampak Krisis Kepemimpinan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun