Ia mengatakan bahwa sampai saat ini, belum ada perhatian dari pemerintah mengenai seni yang ia geluti. Â Bahkan dalam pengurusan visa, paspor dan sebagainya masih sering dipersulit. Selain itu, masyarakat Indonesianya pun kurang mencintai budaya sendiri dan memilih mempelajari budaya negara lain.
"Anak-anak sekarang tariannya tidak ada nilainya. Kalau di Sunda kan Tarian Tayub ada nilainya, yaitu mengingat Allah. Coba kalo tarian-tarian anak sekarang yang dari budaya-budaya luar, kan tidak ada nilainya. Semua seni dari Sunda dan Bali pasti memiliki nilai falsafah hidup," katanya.
Beliau berharap agar pemerintah bisa lebih peduli dengan budaya-budaya yang ada di Indonesia dan untuk generasi zaman sekarang, harus lebih memerhatikan dan mau melestarikan tarian-tarian yang ada di Indonesia.
"Harapan Bapak, semoga pemerintah lebih peduli dengan budaya kita. Anak muda sekarang juga harus lebih memerhatikan dan mau melestarikan tarian-tarian Indonesia. Kita harus menjadikan budaya kita sebagai filter. Jangan mencintai budaya bangsa lain. Orang asing aja jauh-jauh ke sini belajar budaya kita, masa kita yang orang Indonesianya sendiri gak mau mencintai budaya kita. Kesenian itu harganya milyaran loh. Maka pertahankanlah." Lanjutnya.
(Oleh: Intan Afika Nuur Aziizah)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI