Mohon tunggu...
Intan Nadhira Safitri
Intan Nadhira Safitri Mohon Tunggu... Penulis - Bachelor's Degree of Communication Science - Journalistic

Loves writing since elementary school.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Eksistensi Media Online sebagai Produk dari Konvergensi Media

27 April 2021   13:06 Diperbarui: 6 Juli 2021   14:15 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini media online bukanlah suatu hal yang asing lagi di kehidupan masyarakat, terlebih saat ini masyarakat Indonesia hidup di era revolusi industri 4.0. Era revolusi industri 4.0 memungkinkan segala aktivitas yang dilakukan selalu bersinggungan dengan teknologi jaringan. 

Hal ini bertujuan untuk meringankan, mempermudah, dan mengefektifkan aktivitas maupun pekerjaan yang dilakukan. Kehadiran era revolusi industri 4.0 inilah yang pada akhirnya menjadi penyebab kemunculan konvergensi media.

Konvergensi media sendiri memiliki definisi sebagai proses penggabungan dari berbagai bentuk media yang awalnya terpisah menjadi satu kesatuan. Penggabungan tersebut dapat berupa penggabungan teks, gambar, video, hingga animasi yang digabungkan menjadi satu melalui teknologi digital.

Di era ini, berbagai media konvensional, seperti media cetak (majalah, koran, dan tabloid) serta media elektronik (radio dan televisi) mulai berusaha untuk melakukan penyesuaian guna mempertahankan eksistensinya dengan melakukan migrasi dan terjun ke dalam jaringan. 

Dalam proses migrasinya, media konvensional menggabungkan dirinya dengan internet dan perangkat lunak atau software sehingga menghasilkan diversifikasi atau perluasan, kemudian lahirlah bentuk media baru, yaitu media online. Dengan kata lain, media online merupakan produk dari konvergensi media.

Banyak sekali media konvensional yang melakukan konvergensi, baik media konvensional cetak maupun elektronik. Contoh konvergensi media dalam media konvensional cetak adalah Koran Sindo. Koran Sindo telah melakukan diversifikasi dan penggabungan antara dirinya dengan jaringan internet atau software, sehingga menghasilkan produk baru, yakni situs media online (sindonews.com). 

Selain Koran Sindo, contoh lain dari konvergensi media konvensional cetak adalah Majalah Femina, yang memiliki produk baru dari hasil penggabungannya dengan jaringan internet, yakni situs media online (femina.co.id).

Sebenarnya, konvergensi media dalam media konvensional cetak membawa keefektifan tersendiri bagi pelaku media maupun pembacanya. Berkat konvergensi, media tidak perlu lagi menerbitkan surat kabar setiap hari yang tentunya menghabiskan banyak bahan baku kertas dan tinta. 

Sementara bagi pembaca, tak perlu repot-repot lagi membeli jika ingin membaca surat kabar. Yang dilakukan hanyalah membuka mesin pencarian (search engine) pada smartphone, menuliskan nama situs media online yang hendak dibaca, lalu cari dan pilih informasi yang ingin dibaca. Tentu akan lebih hemat dan efisien.

Hal yang sama terjadi pula dengan media konvensional elektronik. Contoh konvergensi media konvensional elektronik adalah Radio Swasta Trax FM yang tak ingin kalah eksis. Radio Trax FM melakukan diversifikasi agar tak kehilangan pendengar. Jika hanya mengandalkan kekuatan frekuensi saja untuk mendengarkan siaran di radio, tentu tidak akan dapat dijangkau oleh pendengar dengan cakupan wilayah yang jauh. Oleh sebabnya Radio Trax FM melakukan diversifikasi dengan jaringan internet dan melahirkan produk baru, yaitu Radio Online Trax FM (traxonsky.com). 

Dengan begitu para pendengarnya pun dapat lebih mudah jika ingin mendengarkan siaran di radio tanpa terhalang cakupan wilayah. Kapan pun dan dimana pun, pendengar dapat mendengarkan siaran di radio hanya dengan mengandalkan smartphone saja, tidak perlu mendengarkan melalui radio lagi.

Selain Radio Trax FM, contoh lain dari konvergensi media konvensional elektronik adalah Program Acara Berita Televisi Liputan 6. Sama halnya dengan media-media konvensional lainnya, Program Acara Berita Televisi Liputan 6 juga melakukan diversifikasi agar mampu bersaing dengan media lain. Program Acara Berita Televisi Liputan 6 melakukan diversifikasi dengan jaringan internet dan melahirkan produk baru, yaitu situs media online (liputan6.com).

Program Acara Berita Televisi Liputan 6 yang awalnya hanya berupa program acara di televisi yang hanya bisa dilihat dan di dengar, saat ini menghadirkan produk baru yang dapat dibaca bagaikan surat kabar dalam bentuk situs media online. Upaya ini dilakukan sebagai variatif dari medianya sehingga khalayak dapat memilih ingin menonton Program Acara Berita Televisi Liputan 6 saja, atau ingin membaca Surat Kabar Liputan 6 di situs media online (liputan6.com).

Kesimpulannya, tuntutan zaman yang semakin canggih menyebabkan media konvensional melakukan diversifikasi dan konvergensi agar dapat mempertahankan eksistensinya serta mampu bertahan di era digital. Hal ini tak hanya menguntungkan pelaku media saja, namun juga menguntungkan khalayak. Khalayak dapat dengan mudah mencari informasi melalui smartphone. Jika ingin membaca surat kabar, tak perlu membeli dan jika ingin mendengarkan radio, tidak perlu membawa radio.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun