IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama (Numan Soemantri, 2001). IPS bisa diartikan sebagai cara berpikir antara manusia dan manusia lainnya. Dalam membuat suatu pespektif kita juga bisa menggunakan cara berpikir IPS. Pendekatan yang bisa digunakan antara lain; sejarah, sosiologi, geografi, ekonomi, dan psikologi.
1. Sejarah
Dalam pendekatan sejarah ini, kita diharapkan mampu berpikir secara kronologis atau secara urut, dari mulai sebab hingga akibatnya.
2. Sosiologi
Dalam pendekatan sosiologi ini, kita diharapkan mampu berpikir secara interaktif dengan memperhatikan social pattern atau pola sosial.
3. Geografi
Dalam pendekatan geografi ini, kita diharapkan mampu berpikir secara situasional.
4. Ekonomi
Dalam pendekatan ekonomi ini, kita diharapkan mampu berpikir secara sistematis valuable dan unvaluable.
5. Psikologi
Dalam pendekatan psikologi ini, kita diharapkan mampu berpikir secara etis dan estetis.
Lalu, pentingkah seorang guru sekolah dasar memiliki cara berpikir IPS?
Menurut pendapat saya, seorang guru SD harus mampu berpikir dengan pendekatan IPS, hal ini karena seorang guru memiliki peran besar dalam mendidik seorang siswa.
Sejarah
Dalam cara berpikir sejarah ini kita dituntut untuk bisa berpikir secara kronologis. Ini sangat penting bagi seorang guru SD. Hal ini karena pada suatu analisis sebuah peritiwa yang terjadi pada masa lalu, guru akan lebih mudah mengetahui peritiwa secara urut, runtut, dan berkesinambungan secara utuh.
Contoh aplikasinya:
Ketika dalam pembelajaran, guru menjelaskan bagaimana peristiwa kemerdekaan Indonesia, dari mulai penjajahan hingga indonesia merdeka serta dampaknya bagi Bangsa Indonesia saat ini. Di sini guru dapat menjelaskan secara urut sesuai dengan waktu terjadinya peristiwa tersebut sehingga dapat mencegah terjadinya kesalahan dalam penempatan seseorang, peristiwa, benda, atau adat-istiadat dengan latar waktunya.
Sosiologi
Guru perlu berpikir sosiologis agar guru dapat lebih bijak dalam menghadapi perbedaan. Guru juga lebih tau bagaimana cara menyikapi perbedaan dan mau mempelajari perbedaan tersebut.
Contoh aplikasinya:
Ketika para siswa di dalam kelas memiliki suku berbeda, pasti komunikasinya akan sulit berjalan lancar. Di sini peran guru sangat penting untuk mengajarkan para siswa bahwa perbedaan tersebut bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Guru perlu mengajarkan kepada siswa, bahwa perbedaan itu hal biasa.
Geografi
Guru perlu berpikir secara geografis karena guru dituntut untuk bisa berpikir situasional, di mana guru harus bisa memandang fenomena dari berbagai sisi (berpandangan luas).
Contoh aplikasinya:
Ketika sedang mengajar, guru tahu bagaimana agar suasana kelas tetap kondusif. Guru tahu kapan harus membuat kelas tenang ketika pembelajaran dan kapan harus membuat kelas lebih aktif ketika dibutuhkan. Bahkan ketika siswa merasa jenuh, guru tahu apa yang harus dilakukan agar para siswa kembali bersemangat.
Ekonomi
Guru perlu berpikir dengan pendekatan ekonomi, karena guru harus berpikir secara sistematis dan memperhatikan peluang-peluang yang ada. Dengan berpikir secara sistematis, kita dapat mengidentifikasikan masalah dengan urutan, tahapan, langkah-langkah, atau perencanaan yang tepat, efektif dan efisien.
Contoh aplikasinya:
Ketika terjadi pertengkaran antar siswa, guru bisa dengan cepat membantu siswa menemukan penyelesaiannya.
Psikologi
Penting bagi seorang guru SD untuk beretika dan berestetika. Guru harus beretika, hal ini karena guru adalah contoh bagi para siswanya. Tidak hanya beretika, guru juga harus berestetika dengan menampilkan keindahan, kelembutan, serta dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi siswanya.
Contoh aplikasinya:
Beretika: Guru harus bersikap adil kepada siswanya.
Berestetika: Guru dapat menunjukkan apresiasi kepada siswa yang dapat mengerjakan tugas dengan baik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI