Kegiatan korupsi sudah tidak asing lagi menjadi isu-isu yang selalu mewarnai pemberitaan media setiap tahunnya, masalah yang
 terbilang klasik ini sangat menyita dan membuat publik geram atas eksistensiya, pasalnya kegiatan ini membawa dampak yang sangat
 signifikan kedalam kehidupan bermasyarakat dan mempengaruhi perilaku sikap suatu individu yang nantinya akan mendorong
 lingkungan masyarakat yang tidak sehat, perilaku korupsi dalam lingkup kenegaraan akan merugikan negara secara finasial dan moral,
 dimana kepercayaan rakyat terhadap pemertintah yang akan dimaanfaatkan golongan tertentu untuk memecah belah negara, dalam
 kaitannya dengan perilaku individu akan terbentuk perssonal yang memaandang bahwa korupsi merupakan hal biasa dan wajar dalam
 lingkungannya, memunculkan sifat egois yang mementingkan diri sendiri karena tidak memperhatikan hajat hidup orang banyak,
 selain itu mengakibatkan sifat penjahat dalam diri seseorang karena merampas hak orang lain.
Â
Kasus korupsi di Indonesia sangat mengerikan yang dapat dilihat dari informasi Indonesian Corruption Watch (ICW) pada enam bulan
 pertama tahun 2021, bahwa Indonesia mengalami presentase kerugian yang meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 47,63% yang di
 dalamnya terdapat 209 kasus korupsi dan dengan tersangka 482 yang sedang melaksanakan proses hukum. Transparency International
 (TI) mengukur tingkaat kekorupan suatu negara menggunakan Indeks Persepsi Korupsi (IPK) dengan rentang nilai yang digunakan
 yaitu 0-100 yang berarti semakin dekat dengan angka 0 menandakan bahwa semakin kritis kondisi korupsi suatu negara, pada tahun
 2020 Indonesia menyabet nilai 37 yang menempatkan indonesia pada urutan 102 dari 180 negara yang dilakukan penilaaian, hal ini
 menandakan sangat tragis sekali kehidupan korupsi di Indonesia, perlunya pembenahan-pembenahan dari negara untuk
 memperbaiki
 sistem birokrasi peretas kegiatan korupsi yang efektif dan efisien, pasalnya sekarang ini penegakan hukum terhadap kasus korupsi
 dinilai sangat tidak solutif karena sanksi yang diberikan sangat memberikan dorongan kepada setiap pemangku jabatan untuk
 melaakukan korupsi.
Penanganan kasus korupsi harus dilakukan secara mendasar dan mendalam melalui kegiatan preventif dan represif, suatu hal vital
 yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan kristalisasi dan filtrasi nilai pancasila dalam diri Individu untuk di implemtasikan
 dalam kegiatan sehari-hari untuk mencegah aktivitas korupsi, berkaitan dengan hal ini nilai ketuhanan sangatlah penting untuk
 dipahami, ditanamkan dan diamalkan dalam menghadapi ancama perilaku korupsi. Indonesia memegang teguh pancasila sebagai
 pegangan bagi masyarakat Indonesia untuk bertindak dan menentukan arah dalam mengambil suatu keputusan dalam kehidupan
 berbangsa dan bernegara, pancasila menyentuh langsung sendi-sendi kehidupan masyarakat secara personal hingga global,
 pancasila yang memuat nilai-nilai karaktersitik bangsa Indonesia diharapkan mampu untuk menjaga kekhasan dari bangsa
 Indonesia, pancasila bukan hanya untuk menjaga alamiah nasional tetapi juga untuk memperkenalkan, diakui, dan dihormati dalam
 pergaulan global. Indonesia merupakan negara yang berketuhanan dan nilai ini tercermin juga dalam pancila, namun banyak isu-isu
 ketuhanan yang sering bermunculan salah satunya adalah korupsi seperti penggelapan dana bansos, hal tersebut menandakan belum
 menyatunya pancasila dalam kehidupan masyarakat. Pancasila akan menjadi simbol negara saja apabila tidak diimbangi dengan aksi
 nyata dari komponen bangsa, perlu adanya implementasi nilai nilai pancasila agar mampu mewujudkan arti pancasila yang
 sesungguhnya. Â
Implementasi nilai ketuhanan sangat vital selaku warga negara Indonesia, mengingat Indonesia merupakan negara yang
 berketuhanan yang disetiap nafas kehidupan juga diwarnai dengan nilai-nilai ketuhanan, berkaitan dengan ironisnya kasus korupsi
 di Indonesia membaut nilai ketuhanan memegang peranan penting, implementasi nilai ketuhanan perlu diawali dari sendiri yang
 selanjutnya dalam masyarakat agar nilai ketuhanan pancasila mengakar kuat dalam diri masyarakat Indonesia secara nyata agar
 terciptanya masyarakat anti korupsi dan mewujudkan negara berlingkungan sehat korupsi.
Mewujudkan nilai ketuhananan pancasila yang mengakar dan benar-benar tertanaman dalam diri bangsa untuk mencegah perilaku
 korupsi memang perlu perlahan-lahan, yang dimulai dari masing-masing individu dari mulai hal-hal sederhana dalam kehidupan
 seperti berkata jujur, dalam hal ini setiap orang berbohong memiliki motif yang sama untuk menutupi kesalahan dan kecurangan,
 ketika suatu ketidak jujuran dilakukan akan berdampak sendiri kepada pribadi orang tersebut, dia akan menjadi pribadi yang sulit
 berkembang karena jika ia berkata jujur mengakui kesalahan atau kecurangan dia akan mendapatkan kritikan sebagai bahan evaluasi
 menilai dirinya dan mendapatkan jalan lain yang akan membawanya kepada keberhasilan, dengan ketidakjujuran akan selalu
 diselimuti rasa was-was dalam menjalani kehidupan yang akan menimbulkan tindakan beresiko lain dalam menutupi ketidakjujuran
 tersebut, yang justru akan membawanya kepada masalah yang lebih besar, tuhan tidak menyukai orang yang tidak jujur maka dari itu
 ketika seseorang melakukan kejujuran meskipun itu pahit, percayalah bahwa tuhan bersama, membimbing, dan memberikan arah
 bagi orang-orang yang berada di jalur kejujuran. Â
Selain kejujuran implementasi nilai pancasila ketuhanan dalam diri sendiri dapat dilakukan dengan menjalankan ibadah keagamaan
 dengan taat, kebanyakan orang mengingat tuhan ketika dia mendapatkan masalah dan banyak juga dari mereka yang tidak dekat
 dengan tuhan ketika mendapatkan masalah melarikan diri dan keluar dengan cara yang tidak sepantasnya dengan melakukan tindak
 kejahatan seperti korupsi, banyak orang-orang yang sudah buntu tidak dapat menemukan jalan keluar dari cengkraman bayang-
bayang kebutuhan dengan dana bnyak yang menghantui, melihat adanya kesempatan banyak dari mereka malah menggunakan
 kedudukannya dengan tidak semestinya untuk melakukan penggelapan dana, sehaarusnya jika mereka dekat dengan tuhan mereka
 akan takut untuk melakukan hal tersebut dan memikirkan solusi lain dengan maksimal meskipun melepas salah satu kekaayaan,
 dengan beranggapan bahwa hal tersebut sebagai ujian, teguran, dan kasih sayang tuhan untuk menjadikannya manusia yang kebih
 berkualitas kedepannya. Dengan melakukan ibadah keagamaan dengan taat, seseorang akan selalu merasa damai dalam menjalani
 kehidupan yang ketika bertindak akan selalu mengngat tuhannya, menilai tindakan yang akan diambil bertentangan tidak dengan
 larangan tuhannya dan ketika mendapatkan masalah pelariaannya mengadu kepada tuhan untuk meringankan sedikit beban.
Bergaya hidup sesuai kebutuhan dan kemampuan, maraknya digitalisasi di masyarakat saat ini menjadikan kehidupan berubah
 drastis, aktivitas bukan hanya dilakukan di dunia nyata melainkan juga di dunia maya yang justru tidak pernah sepi 24 jam,
 lingkungan dunia maya juga mengandung beberapa dampak negatif bagi kualitas kehidupan penggunanya, lahirnya dunia maya
 masyarakat online berlomba-lomba untuk menunjukkan eksistensinya untuk diakui dan dipuji, tidak jarang dari mereka melakukan
 mengkonsumsi produk-produk mewah agar terkesan berkelas, hal tersebut mendorong sikap konsumtif seseorang untuk terus
 memperbarui gayanya sesuai tren dan bermerk agar tidak kalah saing yang akan berpengaruh kepada pandangan orang terhadap
 dirinya di dunia nyata dan dunia maya, berdasarkan hal tersbut tidak jarang banyak orang rela menghabiskan begitu banyak uang
 agar mendapatkan kepuasan, hal ini menghawatirkan bagi mereka yang tidak terkontrol dalam dirinya sehingga akan menimbulkan
 kerugian pada dirinya sediri, ketika sesorang sudah terbiasa dengan kemewahan dan gaya elitnya, namun pendapatan dan
 pengeluarannya tidak sebanding akan mendorong orang tersebut melakukan tindak pidana korupsi untuk memenuhi gaya hidupnya,
 jadi seeorang perlu untuk membuat skala prioritas kebutuhan dan menyesuaiakan keinginan dengan kebutuhan apakah mampu atau
 tidak, hal ini dilakukan agar terhidar dari peluang melakukan korupsi. Pada dasarnya tuhan tidak menyukai orang-orang yang
 mubazir oleh karena itu sebisa mungkin untuk mengalokasikan dana secara tepat, cermat, dan hemat, dengan ini justru tuhan akan
 menambaahkan kenikmatan kepa orang-orang yang menghindari kesia-siaan Â
Setelah implementasi dalam diri sendiri berhasil diwujudkan dan berjalan secara konstan selanjutnya adalah mengimplementasikan
 nilai ketuhanan untuk mencegah tindak korupsi dalam bersosialisasi dengan masyarakat, dalam tahap ini seseorang dapat dengan
 tidak menerima sesuatu dari sesorang denga tujuan tertentu, misalnya seseorang melihat kakaknya yang selalu berbohong kepada
 orang tuanya ketika disuruh solat tetpai tidak melaksanakan solat dan berniat melaporkan kepada orangtuanya, ketika hendak
 melapor dia diberikan uang 50 ribu agar tidak melaaporkannya, orang tersubut harus menolak apa yang ditawaran kakaknya lalu
 tetaap melaaporkan kepada orang tuanya meskipun nanti akan besrselisih dengan kakaknya, dia berdosa karena membantu sesorang
 melaksanakan keburukan dan melanggar perintah tuhan serta orang tua, ketika dia berani melaporkan seorang tersebut justru akan
 mandapatkan balasan nantinya melebihi 50 ribu untuk tutup mulut dan pahala yang besar. Dengan hal inni orang tersebut akan
 menyalahgunakan kemampuan dengan memberikan sesuatu kepada orang akan sebagai suatu solusi, hal tersebut merupakan
 korupsi yang jika diteruskan akan berani masuk kedalam lingkup yang lebih besar.
Nilai ketuhanan akan mendarah daging dalam diri bangsa apabila dilaksanakan secara langsung dalam kehidupan, dimana melalui
 dua tahapan yaitu mulai dari diri sendiri dengan melakukan kejujuran, menjadi umat beragama yang taat atas agama yang dianut,
 dan bergaya hidup sesuai kebutuhan dan kemampuan, dalam kehidupan sosial masyarakat nilai ketuhanan diterapkan dengan tidak
 mudah menerima pemberian orag lain utuk melancarkan niat buruk. Sebagai masyarakat Indonesia yang berada ditengah-tengah
 keramaian perbedaan yang salah satunya agama, seharusnya lebih berhati-hati dalam mengadopsi informasi agar tidak mudah
 terprovokasi konflik antar agama serta untuk fokus kepada urusan keagamaan sendiri tidak merecoki agama lain sesuai agamamu
 agamamu agamaku agamaku. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H