Mohon tunggu...
Intan Rimbe Raaina
Intan Rimbe Raaina Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Bimbingan Belajar dan pengajar privat untuk semua mata pelajaran, tingkat TK hingga SMA

Lulusan S1 Teknik Informatika, spesialisasi Teknik Animasi Grafis Komputer, hobbi desain animasi dan mengajar anak anak dri tahun 2000 hingga sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senandung Harian Raaina

12 Juli 2022   10:37 Diperbarui: 12 Juli 2022   10:38 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Murid muridnya sudah mulai berdatangan, tepat setelah raaina sholat dhuha. Bergegas dia melipat mukenah dan sajadah nya ketika murid murid ciliknya sudah memanggilnya dari luar rumah.

Ada yang berumur 5 tahun, SD kelas 1 sampai Kelas 6. Ada yang rumahnya jauh, ada yang dekat, kebanyakan muridnya adalah anak anak yatim.

Iya..raaina amat sangat mencintai anak yatim. Dia punya cita cita..'Jika di akherat nanti ingin berdampingan dengan Rasulullah yang jaraknya seperti jari tengah dan jari telunjuk'.

Tak terasa, waktu berlalu, 2 jam mengajar murid muridnya telah terlewati. Saat nya raaina melanjutkan rutinitas nya sebagai ibu dan anak kembali di rumahnya.

"Ma, ra mau ke papa dulu ya sebentar" Ujar raaina sore itu. "Sama siapa ke sana nya ra?" Tanya ibunya. "Tukang ojek ma", " Ya udah, hati hati", "iya ma".

Kebiasaan raaina di Jum'at sore adalah ziarah ke makam ayahnya.

Lepas ashar, dia sudah memesan ojek. Karena jarak rumah ke makam, sangatlah jauh. Tak lama raaina sudah bergegas berangkat, karena sore itu langit sudah tampak gelap oleh awan yang membawa air yang siap diturunkan ke bumi.

Setelah sampai di makam, seperti biasa dia mendoakan dan membacakan Surat Yasin diatas pusara sang ayah. Kemudian, dia mulai membersihkan rumput ilalang yang tumbuh di sekitar makam.

"Pa, papa baik baik ya disana, kami semua sehat. Mama sehat, cucu cucu papa sehat,,ra sehat paa.." Tak terasa air bening mengalir lembut dari pelupuk matanya. Raaina mendesah berat.. "Paa,,,raa rindu" Ucapnya pelan.. Lalu mencium nisan sang ayah. Dan kemudian memeluk nisan itu.

"Pa..ra rindu, boleh ga pa,,raa minta sama Allah untuk pinjam papa sebentar" Lanjutnya.

Raaina selalu menangis bila sudah di makam sang ayah. Iya, disanalah dia bisa tumpahkan keluh nya, lelahnya, dan penatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun