Mohon tunggu...
Intan Sulystyaningrum
Intan Sulystyaningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa FH UNEJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Digital Marketing sebagai Media untuk Meningkatkan Potensi Penjualan Sambal Pecel Mbah'e di Desa Bandaralim

31 Agustus 2021   19:26 Diperbarui: 31 Agustus 2021   19:32 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2. Pengemasan sambal pecel bersama sasaran

Untuk kegiatan selanjutnya saya juga melakukan pelatihan pembuatan logo, logo yang sudah dibuat tersebut dicetak dan ditempelkan pada kemasan sambal pecel sebagai tanda pengenal bahwa produk tersebut halal, asli diproduksi oleh ibu Susi sendiri, dan juga dicantumkan pula nomor telepon agar pembeli bisa melakukan pemesanan online jamu sewaktu-waktu. 

Tidak hanya pendampingan dan pelatihan pembuatan logo saja, dalam KKN ini saya juga mengadakan kelas sosialisasi tentang pentingnya memahami hak serta kewajiban konsumen dan pelaku usaha bersama dengan sasaran dan juga masyarakat desa Bandaralim. 

Tujuan diadakannya kelas ini supaya masyarakat mengetahui mengenai pentingnya memahami hukum perlindungan konsumen agar terhindar dari konflik antara konsumen dengan pelaku usaha.

Gambar 3. Kelas sosialisasi bersama warga Desa Bandaralim
Gambar 3. Kelas sosialisasi bersama warga Desa Bandaralim

Setelah melakukan beberapa kegiatan diatas, akhirnya tujuan utama program kerja saya terkait pembuatan akun social media untuk sambal pecel tersebut dilaksanakan pada minggu ketiga. 

Pembuatan social media kami laksanakan mulai dari pembuatan e-mail terlebih dahulu dan dilanjutkan pembuatan akun instagram sambal pecel yang dinamai dengan "Sambal Pecel Mbah'e". Tidak hanya membuat akun instagram saja, kami juga melakukan sesi foto produk untuk pengisian feed instagram sambal pecel tersebut. 

Dengan alat dan bahan yang sederhana dan tentunya murah, serta menggunakan handphone milik saya, akhirnya sesi foto produk jamu tersebut terselesaikan dan kemudian kami edit terlebih dahulu menggunakan aplikasi lightroom sebelum kemudian kami upload pada akun instagram.

Tidak berhenti pada pembuatan akun instagram saja, saya lanjutkan pada pelaksanaan pendampingan penjualan sambal pecel secara online. 

Pada akun instagram sambal pecel, selain foto produk, kami juga mencantumkan ketentuan-ketentuan pada caption instagram seperti minimal pemesanan agar bisa diantarkan, biaya ongkir, lalu harga sambal pecel per gram nya, sehingga dapat memberikan informasi pada masyarakat ketika akan memesan sambal pecel tersebut. 

Dalam kurun waktu seminggu saya melakukan pendampingan, penjualan sambal pecel secara online, kami sudah mendapat orderan baik pemesan yang berdomisili di Desa Bandaralim maupun di luar desa. Beberapa kali saya ikut mendampingi mulai dari packing sampai pengantaran. Walaupun percobaan penjualan sambal pecel secara online tersebut belum meningkat secara drastis, namun Ibu Susi yakin penjualan sambal pecel secara online tersebut akan lebih stabil jika dipelajari sambil ditekuni lebih giat lagi. 

Selain itu, metode penjualan sambal pecel dengan cara dititipkan di toko kelontong terdekat juga kami lakukan karena banyak juga warga Desa Bandaralim khususnya yang sudah berusia lanjut memiliki keterbatasan dalam mengoperasikan sosial media. Metode penjualan ini kami lakukan dengan menitipkan produk sambal pecel ke toko kelontong milik Bapak Kaseni dan Ibu Tatik di Desa Bandaralim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun