menurut Muhammad hasbi(2015:60-70) Mu'tazilah harus dilihat dari dua tinjauan, yaitu Mu'tazilah sebagai gerakan atau sikap politik dan Mu'tazilah sebagai paham teologiÂ
- Â Sebab Penamaannya
- Para ulama telah berselisih tentang sebab penamaan kelompok (aliran) ini dengan nama Mu'tazilah menjadi beberapa pendapat:
- Berpendapat bahwa sebab penamaannya adalah karena berpisahnya Waashil bin Atho' dan Amr bin Ubaid dari majlis dan halaqohnya Al Hasan Al Bashry.
- Berpendapat bahwa mereka dinamai demikian karena ucapan Imam Qatadah kepada Utsman Ath Thowil.
- Perkembangan Mu'tazilah
Mu'tazilah berkembang sebagai satu pemikiran yang ditegakkan diatas pandangan bahwa akal adalah sumber kebenaran pada awal abad ke dua Hijriyah tepatnya tahun 105 atau 110 H di akhir-akhir kekuasaan Bani Umayyah di kota bashroh di bawah pimpinan Waashil bin Atho' Al Ghozali.
Kejayaan Mu'tazilah semasa Khalifah Abbasiyah dipegang oleh Al-Ma'mun, al-mu'tazim dan al-Watsiq. Satu faktor yang membuat mereka mampu menyebarkan kekuasaan mereka dan mampu menekan setiap orang yang menyelisihi mereka, lalu mereka menjadikan padang sebagai ganti dari hujjah dan dalil. Kemudian mereka terpecah menjadi dua cabang:
- Cabang Bashroh yang diwakili oleh tokoh-tokoh dari Bashroh. Seperti: Waashil bin Atho' Amr bin Ubaiid dll.
- Cabang Baghdad yang diwakili oleh tokoh-tokoh dari Baghdad. Seperti: Bisyr bin Mu'tamir dll.
- Asas dan Landasan Mu'tazilah
menurut Maman Abdul Djaliel(2016:100-107) bahwa ada lima ajaran dasar Mu'tazilah yang tertuang dalam Al-ushul Al-Khamsah. Adapun rinciannya sebagai berikut:
- At-Tauhid
At-Tauhid adalah prinsip dan dasar pertama dan yang paling utama dalam aqidah Islam. Prinsip ini bukan hanya milik Mu'tazilah akan tetapi milik semua Umat Islam. Maka dari itu Mu'tazilah lebih mengkhususnya lagi kedalam empat pendapat diantaranya:
- Menafikan sifat-sifat Allah.
- Al-Qur'an adalah Makhluk.
- Allah tidak dapat dilihat dengan mata.
- Berbeda dengan makhluknya (Mukhalafatuhu lilhawadisi)
- Al-Adl
Al-Adl yang berarti Tuhan Mahaadil. Adil adalah suatu atribut yang paling jelas untuk menunjukkan kesempurnaa. Ajaran ini bertujuan ingin menempatkan Tuhan benar-benar adil menurut sudut pandang manusia. Ajaran ini berkaitan dengan beberapa hal, antara lain sebagai berikut:
- Perbuatan Manusia.
- Berbuat baik dan terbaik.
- Mengutus rasul.
- Al-Wa'd wa Al-Wa'id
Al-Wa'd Wa al-Wa'id artinya janji dan ancaman. Ajaran yang ini sangat erat hubungannya dengan yang diatas karena Tuhan yang mahaadil dan mahabijaksan, demikian kata Mu'tazilah, tidak akan melanggar janji-Nya. Perbuatan Tuhan terikat dan dibatasi oleh Janji-Nya.
- Suatu keadaan di antara dua keadaan (Al Manzila baina Manzilatain)
Menurut pandangan Mu'tazilah, pelaku dosa besar tidak dapat  dikatakan sebagai mukmin secara mutlak karena iman menuntut adanya kepatuhan kepada Tuhan, tidak cukup hanya pengakuan dan pembenaran berdosa besar bukanlah kepatuhan, melainkan kedurhakaan.
- Al-Amr bin Al-Ma'ruf wa An-Nahy'an Al-Munkar
- Doktrin-Doktrin Mu'tazilah
- Ketauhidan
- Dosa Besar
- Qadar
- Kedudukan akal
- Tokoh Aliran Mu'tazilah
- Washil bin Atha'
- Abu Huzail Al-Allaf
- An Nazam (wafat 231 H /845 M)
- Al-Jubbai (wafat 303 H/915 M)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H