Di masa kampanye Pilpres kemarin, ada banyak pendakwah yang "turun gunung" ikut mempromosikan pasangan calon tertentu. Tiap pasangan calon, punya pendakwahnya sendiri. Yang kemudian, membawa dalil-dalil agama untuk menguatkan pilihan yang didukungnya.
Tentu, di negeri demokrasi, hal semacam ini lumrah belaka. Tidak perlu dipermasalahkan. Yang jadi problem adalah saat sebagian dari mereka saling menghujat dan memprovokasi. Para pendakwah yang dimaksud punya pengikut, yang sangat potensial ikut menghujat dan memprovokasi.
Menghujat dan memprovokasi, berasal dari kubu mana pun, pasti memberi efek negatif. Apalagi, hujatan dan provokasi itu diviralkan melalui media sosial. Terlebih, apa yang diviralkan itu, dibumbui pula dengan hoaks atau berita palsu. Alamak! Tambah celaka tiga belas!
Sekarang Pilpres telah berlalu. Keputusan Mahkamah Konstitusi sudah diterbitkan. Masing-masing pasangan calon, terpaksa atau tidak, sudah tampak legowo.
Kita berharap, sebagian dari para pandakwah tadi, yang dalam "kampanye" mengeluarkan hujatan dan provokasi, meninggalkan laku tidak baik itu. Lantas, melakukan hal-hal yang bersifat "rekonsiliasi", khususnya di media sosial.
Hal-hal tadi, yang diimplementasikan melalui pesan atau konten positif di media sosial, perlu diviralkan. Utamanya, oleh para pengikutnya. Juga, oleh masyarakat yang melihatnya. Kalau ini terjadi, pastilah efek positifnya akan tersebar luas.
Kebersamaan antar sesama anak bangsa bisa terjalin dengan lebih rekat. Bagaimana pun juga, ada banyak PR bagi bangsa kita ini. Ada baiknya, energi yang kita miliki, digunakan untuk membahas hal-hal yang jauh lebih penting. Baik di bidang ekonomi, budaya, sosial, hukum, dan lain sebagainya. Daripada energi kita dipakai untuk menghujat maupun memprovokasi.
Pada bagian lain, para pendakwah memiliki pengaruh besar. Selama ini, para pendakwah sudah ikut mencerdaskan bangsa melalui nasihat-nasihat dan arahan-arahan yang brilian.
Sebagian pendakwah sudah eksis di media sosial. Ada pula yang belum. Namun, bagi yang memang sudah eksis, dan memilih jalur berdakwah di media sosial, perlu diapresiasi. Karena mereka turut mewarnai media sosial dengan konten-konten kebajikan.
Apalagi, banyak pula dari mereka yang kerap berceramah tentang pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa. Semoga para pendakwah yang seperti ini semakin banyak di negeri pertiwi ini. (*)