Mohon tunggu...
intan rahmadewi
intan rahmadewi Mohon Tunggu... Wiraswasta - bisnis woman

seorang yang sangat menyukai fashion

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

‘Pusaka’ Indonesia Penangkal Teror

25 Maret 2016   12:44 Diperbarui: 25 Maret 2016   13:04 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="www.pusakaindonesia.org/pancasila-solusi-menangkal-radikalisme/"][/caption]Keris adalah salah satu peninggalan budaya bangsa ini. Di eranya, keris digunakan untuk menjadi pusaka, melindungi dari kejahatan. Keris juga mempunyai nilai seni tinggi, serta kesaktian yang luar biasa. Karena memang dibuat oleh seorang empu, yang sangat professional. Saking menariknya sebuah keris, sampai-sampai Malaysia sempat mengklaim bahwa keris adalah peninggalan budaya mereka. Keris terbukti menjadi pusaka yang diakui oleh dunia. Bahkan, hingga saat ini pusaka itu masih disimpan oleh sebagian orang, khususnya orang Jawa.

Berbicara pusaka yang lebih luas, Indonesia juga mempunyai pusaka yang tak kalah saktinya. Adalah Pancasila. Saking saktinya, negeri ini memperingatinya sebagai hari kesaktian Pancasila. Ya..mungkin sebagian orang menilai hal ini berlebihan. Pancasila mempunya 5 sila yang mampu melindungi ini dari serangan apapun, termasuk paham terorisme. Kok bisa? Sepanjang kita mampu memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, negeri ini akan menjadi negeri yang berketuhanan, dan berkeadilan sosial. Karena itulah, pancasila diakui sebagai ideologi dan dasar negara.

Saat ini, begitu banyak ‘gangguan’ yang mencoba mengganggu negeri ini. Di era modern dengan kecanggihan teknologinya, informasi begitu berkembang sangat pesat. Tak terkecuali berbagai paham dan ideologi lain yang ikut berekspansi, dari negara satu ke negara lain. Ideologi kekerasan atas nama agama, yang sering ditunjukkan kelompok radikal keagamaan dan teroris, terus mencoba menunjukkan eksistensinya. Setelah berhasil meledakkan bom di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, beberapa saat lalu mereka juga meledakkan bom di Brussels, Beglia. Puluhan orang tak berdosa menjadi korban.

Kenapa mereka masih memerangi orang lain dengan cara menembaki orang, meledakkan bom, atau melukai orang lain. Jika memang mereka ingin mati syahid, seperti yang dikoarkan selama ini, bukan dengan cara menciptakan perang semacam itu. Perang terhadap orang yang berkeyakinan berbeda, atau berpaham berbeda, bukanlah hal yang dibenarkan. Perbedaan harusnya mempersatukan satu sama lain. Perbedaan tidak bisa dijadikan alasan untuk saling menghakimi.

Pada konteks ini, Pancasila telah mengajarkan kita semua. Dalam sila persatuan Indonesia, kita diajarkan untuk tidak melihat perbedaan. Karena Indonesia dari lahir sudah berisisi berbagai perbedaan. Karena perbedaan itulah, kita dituntut untuk salin mengenal bukan saling memerangi. Dalam QS Al-Hujuraat : 13 dijelaskan,” Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Pancasila juga tidak mengajarkan toleransi. Pancasila menjadikan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai dasar. Bahwa setiap manusia di muka bumi ini harus beragama, mengakui adanya Tuhan. Berkat Tuhanlah ada dunia ini. Dan dunia ini sudah semestinya di jaga, bukan dihancurkan dengan maraknya bom dimana-mana. Sebagai warga negara Indonesia, mari kita kembali pahami nilai luhur Pancasila. Dasar negara ini terbukti tidak bertentangan dengan agama. Justru mampu berkolaborasi dengan agama apapun.

Jika kita bisa menerapkan nilai-nilai luhu dalam keseharian, paham kekerasan yang mengatasnamakan agama itu, akan mampu kita cegah. Jika kita tidak memberitakan kebencian, niscaya tidak ada lagi silang pendapat yang berujung pada kekerasan. Jika kita bisa menyelesaikan persoalan dengan musyawarah, tentu solusi akan kita dapatkan tanpa harus saling mencaci. Semoga ini bisa menjadi renungan bersama. Bahwa Pancasila memang menjadi pusaka yang ampuh, untuk menangkal berbagai macam paham negative.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun