Penulis: Cyntya Dewi Anggraini, Dewi Anjani Muchithotun Naziiha, Insyira Syahla Kirana
Dalam konsep pendidikan, hubungan antara guru dan murid adalah kunci utama dalam membentuk proses belajar yang bermakna. Salah satunya dalam program di bangku perkuliahan bagi mahasiswa yaitu adanya Asistensi Mengajar (AM). Program asistensi mengajar menjadi salah satu wujud nyata bagaimana hubungan ini terjalin, di mana seorang asisten—yang sering kali berperan sebagai calon pendidik—memposisikan dirinya sebagai jembatan antara pengetahuan dan pemahaman murid. Untuk mahasiswa khususnya dari jurusan pendidikan, program ini sangat dibutuhkan untuk menambah pengalaman dalam mengajar dan mempersiapkan diri menjadi calon pengajar di masa depan. Kegiatan Asistensi Mengajar pada satuan pendidikan sendiri kegiatan kerja sama antara pihak kampus dengan mitra sekolah, dimana antara mahasiswa dengan guru atau tenaga pendidik di sekolah terkait. Pada kali ini penulis akan menceritakan pengalaman saya selama satu semester melakukan kegiatan Asistensi Mengajar (AM).
Kami mengikuti kegiatan Asistensi Mengajar di SMAN 1 Purwosari. SMAN 1 Purwosari berlokasi di Jl. Pegadaian No. IB Purwosari, Kec. Purwosari, Â Pasuruan, Jawa Timur. Terdapat 16 mahasiswa yang ditempatkan di SMAN 1 Purwosari, berasal dari 5 prodi yakni Pendidikan Kimia, Pendidikan Geografi, Pendidikan Biologi, dan Pendidikan Sosiologi. Kami mahasiswa S1 Pendidikan Geografi Universitas Negeri Malang angkatan 2022 yang beranggotakan 3 Mahasiswa, yaitu: Cyntya Dewi Anggraini, Dewi Anjani Muchithotun Naziiha dan Insyira Syahla Kirana. Kami selaku mahasiswa yang mengikuti program Asistensi Mengajar (AM) akan memberikan sedikit pengalaman mengenai Asistensi Mengajar (AM) yang kami ikuti.Â
Pada tanggal 27 Agustus 2024, Mahasiswa Asistensi Mengajar (AM) diantarkan menuju ke sekolah tempat Asistensi Mengajar. Dengan didampingi perwakilan dari pihak Universitas Negeri Malang, yaitu Ibu Melati Julia Rahma, S.P., M.Ling selaku Dosen dari Program Studi Pendidikan Geografi. Di hari pertama kami datang di sekolah ini, kami disambut dengan ramah oleh kepala sekolah, guru beserta jajarannya. Suasana yang hangat membuat saya merasa cepat beradaptasi dengan lingkungan baru. Fasilitas sekolah yang memadai, seperti ruang kelas yang nyaman, laboratorium yang lengkap, serta ruang perpustakaan yang mendukung pembelajaran, memberikan saya kemudahan dalam menjalankan tugas mengajar.Â
Sebelum Pelaksanaan program untuk Asistensi Mengajar (AM) di sekolah dimulai, kami para mahasiswa diajak untuk berdiskusi membahas mengenai pembagian kelas, persiapan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar bersama dengan guru pamong masing-masing. Pembagian guru pamong telah disesuaikan dengan ketentuan dari pihak LP3 Universitas Negeri Malang. Saat kegiatan observasi kami diajak untuk masuk ke kelas yang diampu oleh guru pamong kami, dengan tujuan agar kami mampu mengetahui bagaimana proses belajar mengajar terjadi, bagaimana karakter siswa, bagaimana cara mengelola kelas dengan baik serta bagaimana cara mengatasi masalah yang terjadi di dalam kelas. Berdasarkan hasil observasi dan diskusi dengan guru pamong, Cyntya Dewi Anggraini mendapatkan tanggung jawab mengajar di kelas XII E1 dan XII E2 untuk Mata Pelajaran Geografi. Sedangkan, Dewi Anjani mendapatkan tanggung jawab mengajar di kelas X 1 dan X 9 serta XII E3. Untuk Insyira Syahla Kirana mendapatkan tanggung jawab di kelas XII A dan XII E4 Mata Pelajaran Geografi.Â
Mengapa kami mendapatkan kelas mengajar dengan tingkat yang berbeda? karena guru pamong kami mengampu mata pelajaran geografi 2 tingkatan, dengan total 5 kelas dalam seminggu. Pertama kali kami memasuki kelas yaitu dimulai dengan memperkenalkan diri, siswa siswi di kelas yang kami ajar menunjukkan antusiasme nya kepada kami sebagai mahasiswa Asistensi mengajar yang akan melakukan proses belajar mengajar. Selain itu, memperkenalkan diri, kami menyampaikan kepada siswa siswi bahwa selama satu semester ini akan membantu guru pamong di dalam kelas yang diajar. Ketika kami berkenalan kami merasa dekat dan sepemahaman karena perbedaan umur yang tidak terlalu jauh. Sehingga tidak terlalu kaku antara seorang guru dengan siswa.Â
Pada minggu selanjutnya, saat kami sudah mulai mengajar di kelas masing- masing dengan didampingi oleh guru pamong. Pengalaman pertama kami berdiri di depan kelas untuk mengajar membuat saya merasa gugup meskipun sebelumnya kami telah berkenalan, tetapi antusiasme para siswa membantu saya melewati rasa canggung tersebut. Mereka menunjukkan semangat belajar yang tinggi dan sering mengajukan pertanyaan kritis yang memacu saya untuk terus meningkatkan kualitas pengetahuan saya terkait dengan materi geografi.Â
Saat proses belajar mengajar kami lakukan, kami mendapatkan beberapa pengalaman baru. Adapun pengalaman baru yang kami peroleh, seperti kegiatan interaksi antara siswa dengan guru, berbagai karakter siswa, bagaimana cara kami mengelola kelas, bagaimana cara agar materi yang disampaikan mudah diterima oleh siswa dengan baik, dan masih banyak lagi yang kami dapatkan selama kegiatan ini. Pada proses pembelajaran, kami menyampaikan materi dengan media Powerpoint dilanjutkan dengan sesi tanya jawab/berdiskusi dengan siswa terkait materi yang masih belum dipahami. Setelah diskusi, kami memberikan tugas dalam upaya mengukur pemahaman siswa terkait penerimaan materi pembelajaran yang diberikan. Sebagai penutup pembelajaran, kami menunjuk beberapa siswa untuk memberikan kesimpulan mengenai pembelajaran pada hari itu. Pengalaman lain dalam mengajar adalah kami bisa menerapkan model atau metode pembelajaran yang sebelumnya sudah kami pelajari di perkuliahan. Kami belajar banyak tentang penerapan metode pembelajaran langsung kepada siswa, bagaimana memilih metode yang tepat untuk kelas dengan berbagai macam karakter siswanya, dan lain-lain.
Pada kegiatan Asistensi Mengajar (AM) selain dalam bidang akademik, kami mahasiswa juga ditugaskan untuk mengikuti kegiatan non akademik dan administrasi sekolah. Hal ini tentunya untuk memperbanyak pengalaman yang akan didapatkan selama satu semester dalam program Asistensi Mengajar (AM). Adapun uraian kegiatan non akademik dan administrasi yang dilaksanakan di SMAN 1 Purwosari seperti berikut:
Mahasiswa diikutsertakan dalam kegiatan Tata Tertib. Kegiatan dii bagian Tatib mahasiswa bertugas untuk menyambut serta mengarahkan prokes kepada para warga sekolah di gerbang depan sekolah, membantu presensi guru sehingga apabila ada guru yang izin dapat segera menentukan guru yang mengganti jam Pelajaran agar tidak kosong.
Mahasiswa juga ikut serta dalam piket Perpustakaan. Mahasiswa ditugaskan untuk membantu digitalisasi perpustakaan juga melayani peminjaman serta pengembalian buku siswa, selain itu mahasiswa juga membantu dalam perawatan dan pemeliharaan buku-buku di perpustakaan.
Pada piket Lobby mahasiswa bertugas untuk  menyambut tamu dan mengarahkan tamu untuk  mengisi daftar tamu.
Kegiatan non akademik lainnya yang dilaksanakan yaitu pendampingan Bimbingan Konseling (BK), disini mahasiswa membantu dalam mengajar BK di kelas. Kami mengisi jam BK dengan informasi tentang dunia perkuliahan, motivasi dan lain sebagainya.Â
Selain itu kami juga mengikuti pelatihan Bimbingan Teknis atau BIMTEK dan menjalankan program kerja yang berkolaborasi dengan guru SMAN 1 Purwosari untuk pemilihan Duta Lingkungan SMAN 1 Purwosari. Dan masih banyak kegiatan lain yang kami lakukan.
Pada akhir-akhir kegiatan Asistensi Mengajar (AM) merupakan momen terharu dimana tidak bisa dipungkiri, setiap pertemuan maka terdapat perpisahan. Hal tersebut menjadi momen yang menjadi pengalaman paling berkesan untuk kami dalam Asistensi Mengajar (AM). Acara Penjemputan dilakukan pada tanggal 9 November 2024. Pada acara tersebut Guru Pamong memberikan kesan pesan untuk kami selama mengikuti Asistensi Mengejar. Kami berpamitan kepada siswa dan juga seluruh guru yang ada disana.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H