Mohon tunggu...
Istudiyanti Priatmi
Istudiyanti Priatmi Mohon Tunggu... Freelancer - Fortiter in re, suaviter in modo (Claudio Acquaviva, SJ)

Pendonor darah sukarela dan terdaftar sebagai pendonor kornea mata. Founder: ABK UMKM (Yayasan Griya Bina Karya Anak Berkebutuhan Khusus), KRESZ-KRESZ INDONESIA (Green Juice, Sayur Hidroponik, Bloom and Grow POC). Lulusan Magister (S2) Hukum Bisnis UI, S1 Fakultas Ekonomi UI dan Tarakanita. E-mail: v.istudiyanti.priatmi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Tinggi Bagi ABK dan Mencari Minat Bakatnya

26 Agustus 2021   14:04 Diperbarui: 26 Agustus 2021   14:51 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya mengajari putra saya berulang-ulang dan harus mengibarkan bendera kesabaran.  Hasilnya tidak langsung sesuai, ada proses trial and error yang astagfirullah, namun bila telah beradaptasi para ABK sangat fokus dan cekatan melakukan pekerjaan berulang-ulang.

Saya pun mengamati bahwa putra saya senang berdoa, maka saya pun mendaftarkan putra saya menjadi anggota auxilier (pendoa) di Legio Maria BRI Paroki Santo Nikodemus Ciputat dan telah diterima legio.  Rasa percaya diri putra saya semakin berkembang.

Setiap saya berkegiatan yang ada di benak saya adalah apakah putra saya dapat berpartisipasi juga, maka saat donor darah dan mendaftar sebagai pendonor kornea mata pun saya libatkan putra saya.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Para ABK ternyata dapat berperan serta dalam kemanfaatannya bagi sesama.

PERAN PEMERINTAH DAN PERUSAHAAN

Peran Pemerintah dalam hal menunjang keberhasilan edukasi tinggi bagi ABK sangat diperlukan, khususnya dalam memberikan fasilitas praktek dan regulasi insentif pajak bagi perusahaan-perusahaan yang merekrut pekerja para ABK. 

Perusahaan pun dapat menyalurkan program CSR kepada sekolah tinggi ABK sebagai bagian dari partisipasi sosial yang selanjutnya dapat meringankan pajak perusahaan.  Dalam hal ini lagi-lagi peran serta Pemerintah menjadi faktor kunci.

Banyak pekerjaan yang dapat dialihdayakan kepada ABK dan dapat dilakukan di rumah, lantas disetorkan ke kantor, antara lain: industri restoran memberikan kesempatan membuat packing box, memasukkan sedotan atau sendok ke boks atau industri pembuatan boneka memberi kesempatan ABK melekatkan rambut ke kepala boneka , dan masih banyak lagi.

Bukan nilai uang yang menjadi faktor utama pemberdayaan ABK, namun proses memanusiakan manusia dan menanamkan growth mindset masyarakat Indonesia bahwa ABK pun dapat mandiri (independen atau semi independen).  Proses ini yang patut kita syukuri.

Saya sadar mimpi akan Indonesia "Yang Ramah ABK" masih panjang upayanya, apalagi menyamakan keinklusifitasannya seperti di negara-negara maju.

Ooo000

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun