Banyak pengunjung merasa aman sudah divaksin 2 kali dan kasus Covid di Indonesia belum ada pengumuman melonjak, ayem adem saja terasa. Â Rasa aman yang halu ini membuat banyak orang mulai abai masker dan jaga jarak aman. Â Di jalan-jalan pemukiman mulai banyak anak kecil tidak menggunakan masker, sementara anak kecil bukanlah target vaksinasi.
Pelarangan mudik di hari menjelang Lebaran ternyata disiasati dengan pulang mudik sejak awal-awal puasa Ramadhan, tanpa surat bebas Covid dengan tes SWAB atau Antigen. Â Yang penting mudik berbaju baru, syukur-syukur mobil baru. Â Para pemudik, kapan pun berangkat atau pulangnya, adalah inang tumpangan virus Covid kepada para sanak keluarga di kampung termasuk bayi dan anak-anak yang memang bukan target vaksinasi. Â Saya katakan ini tindakan barbarisme, apa pun alasannya.
Kita tidak ingin kasus lonjakan korban Covid seperti di India dan Malaysia disebabkan abai Prokes terjadi juga di Indonesia yang berasal dari klaster Pasar Tanah Abang atau klaster pemudik berbaju baru.
Pasar Tanah Abang atau pasar-pasar konvensional lainnya harus terus beroperasi, meski di era pandemi agar perputaran ekonomi dapat terus berjalan. Â Bagaimana caranya?.
Digital marketing adalah salah satu jawaban untuk mengurangi temu tatap muka. Â Pasar Tanah Abang harus memiliki "pasar virtual" dengan konsep digital. Kementerian dapat membantu penyegeraan digital marketing Pasar Tanah Abang dengan konsep per blok sebagaimana real Pasar Tanah Abang, sehingga para pecinta Pasar Tanah Abang tetap dapat window shopping dan berbelanja tanpa harus keluar rumah.
Happy shopping baju lebaran untuk hari kemenangan!. Â
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI