Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Ditjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Dr. Nadjamuddin Ramly, M.Si. mengatakan bahwa guru-guru yang bertugas di luar negeri diharapkan dapat membantu pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk menjadi duta budaya bangsa di negara penempatannya masing-masing. Jadi guru-guru yang akan ditempatkan di luar negeri, selain mengajar, Â mereka juga harus memperkenalkan tentang budaya bangsa Indonesia.
Hal tersebut disampaikan beliau saat memberikan materi Diplomasi Bahasa dan Budaya Luar Negeri pada acara Orientasi Calon Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud), Calon Kepala Sekolah Indonesia, serta Calon Guru  Sekolah Indonesia Luar Negeri yang diselenggarakan mulai 20 -- 23 September 2018 di Hotel Millennium, Jakarta Pusat.Â
 Kegiatan ini dihadiri oleh 4 orang calon Atdikbud diantaranya: Popy Rufaidah (KBRI Washington DC), Yaya Sutarya (KBRI Beijing), Warsito (KBRI Paris), dan Mokhammad Farid Ma'ruf (KBRI Kuala Lumpur).  Selain itu juga dihadiri oleh calon Kepala Sekolah, diantaranya: Saidan (Sekolah Indonesia Tokyo) dan Encik Abdul Hajar (Sekolah Indonesia Kuala Lumpur).
Serta dihadiri 23 orang calon guru, diantaranya : 4 orang guru Sekolah Indonesia Bangkok, 1 orang guru Sekolah Indonesia Davao City, 6 orang guru Sekolah Indonesia Jeddah, 3 orang guru Sekolah Indonesia Johor Bahru, 4 orang guru Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, 3 orang guru Sekolah Indonesia Riyadh, dan 2 orang guru Sekolah Indonesia Singapura.
 Kegiatan orientasi ini dibuka secara resmi oleh Bapak Rekso Grahara, selaku perwakilan dari Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri  Kemendikbud.Â
Selama acara, para calon Atdikbud, Kepala Sekolah, dan Guru SILN mendapatkan  beberapa materi , diantaranya adalah :  perlindungan warga negara Indonesia di luar negeri, pengelolaan penyelenggaraan pendidikan Indonesia di luar negeri, perencanaan program dan anggaran prioritas, penerapan kurikulum 2013 pada SILN,  sosialisasi PERMENDIKBUD  No 23  tahun 2018 tentang tunjangan profesi guru SILN, diplomasi bahasa dan budaya luar negeri, dan menuju zona bebas korupsi di lingkungan Kemendikbud.Â
Kegiatan para calon guru SILN dilanjutkan selama 4 hari untuk mengikuti Pembekalan Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di Pusat Pengembangan Strategi  dan Diplomasi Kebahasaan Kemendikbud, Kawasan Indonesia Peace and Security Center (IPSC) Jalan Anyar Km.4 Tangkil, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Prof. Emi Emilia, M. Ed., Ph. D. memberikan pesan kepada calon guru-guru SILN agar senantiasa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar ketika bertugas, serta tidak melupakan budaya bangsa Indonesia. Guru-guru SILN adalah putra-putri pilihan yang mengemban amananat bangsa untuk mencerdaskan generasi bangsa di luar negeri dan juga turut mempromosikan budaya bangsa.