Menjadi guru di luar negeri merupakan impian kebanyakan guru di Indonesia. Selain  nominal gaji yang ditawarkan oleh pemerintah, sebagai duta Indonesia, guru juga akan berkesempaan belajar budaya negara setempat, dan berbagi pengalaman dengan guru lain.
Para peserta yang hadir berasal dari berbagai daerah di Indonesia, seperti : Aceh, Medan, Padang, Riau, Â Lampung, Jakara, Bandung, Banten, Bekasi, Cirebon, Semarang, Malang, Balikpapan, Makassar, Bali, Lombok dan yang lainnya. Memang para peserta masih didominasi oleh guru-guru yang berasal dari Pulau Jawa
Mereka datang dengan bebagai macam latar belakang pendidikan, budaya, dan motivasi. Â Seperti halnya peserta dari Pati, Jawa Tengah, Chilvia Faragus yang melamar untuk fomasi guru kelas SD. Ia mengatakan bahwa ia baru pertama kali mengikuti seleksi ini dan berharap bisa lulus. Ia sangat bersemangat sekali dalam mengikuti setiap rangkaian tes tersebut. Selama mengikuti seleksi, Chilvia mendapatkan pengalaman, wawasan, dan juga teman baru dari seluruh Indonesia.
Sementara Ahmad Zaenurrohman Wakhid, peserta asal Purworejo Jawa Tengah, berharap bisa lulus seleksi dan menjadi guru agama di luar negeri . Pria yang akrab dipanggil Zein itu  mengatakan bahwa seleksi ini adalah salah satu sarana yang tepat untuk mengetahui kualitas dirinya sebagai guru. "Jangan bilang hebat jika belum ikut seleksi ini"ujarnya.
Selama seleksi para peserta terlihat akrab satu sama lain. Di sela-sela seleksi, mereka saling berbagi pengalaman hidup, suka duka mengajar di kota ataupun di desa, bertukar informasi, pengetahuan, bahkan cerita lucu saat meagajar. Mereka justru tidak menganggap peserta lain sebagai saingan mereka, tetapi malah seperti saudara seprofesi. Bahkan beberapa guru yang berasal dari daerah membutuhkan acara-acara seperti ini yang mempertemukan guru-guru se-Indonesia dalam berbagi pengalaman demi peningkatan kualitas dan pemerataan pendidikan di Indonesia.
Di malam akhir seleksi, beberapa peserta tidak mau menghabiskan waktunya begitu saja di dalam hotel. Mereka memilih untuk menikmati keindahan Jakarta di malam hari dengan menumpangi Bus Trans Jakarta dan berakhir di Monumen Nasonal (MONAS). Mereka adalah Ariz dari Aceh, Kudev dari Malang, Ummu dari Cilacap, Sujianto dari Malang, Adrian dari Surakarta, Ishak dari Makassar, Chilvia dari Pati, Humaidi dar Malang, Kudev dari  Semarang, Tri Wulansari dari Surabaya, Zain dari Purwokerto, Amirul dari Malang,  dan Fitri dari Bandung.  Selama berkeliling di kota Jakarta mereka dipandu oleh peserta dari Jakarta, yaitu Firdaus dan Deany Yasir. Selamat datang di Jakarta teman-teman. Semoga sukses dan mendapatkan hasil ang terbaik saat pengumuman hasil seleksi nanti.
"My beloved fellows, we have had extraordinary togetherness, a moment to remember, a memory to treasure, proud being a teacher, proud to be surrounded by exceptional inspirator. Â Indonesia, thank you." Deany YasirÂFoto Pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H