c.Menggunakan pakaian basah dan berada di air dalam tempo lama pun dapat menjadi pemicu hipotermia.
Hipotermia ini dapat terjadi pada siapa saja, khususnya pada lansia, bayi, balita dan orang yang sedang kelelahan. Selain itu kondisi kesehatan seseorang dapat pula menjadi pemicu, misalnya seseorang yang sedang mengalami sakit sendi, diabetes atau gangguan mental.
Gejala Hipotermia
Secara umum orang yang terkena hipotermia ringan (32-35 C) memiliki gejala sebagai berikut; tubuhnya menggigil, tubuh dingin saat disentuh, wajahnya pucat, respon menurun, napas cepat, mati rasa dan detak jantung melebihi 100 kali per menit.Â
Pada suhu 28- 32C seseorang yang terkena hipotermia  akan mengalami gejala yang lebih parah yaitu akan terjadi penurunan kesadaran, denyut jantung melambat, tekanan darah menurun, sulit menahan kencing. Jika penderita hipotermia berada di suhu dibawah 28C akan lebih parah lagi hingga denyut jantung berhenti.
Apa yang dilakukan untuk mencegah hipotermia?
Kita bisa menghindari terkena hipotermia dengan melakukan hal-hal berikut:
1.Usahakan suhu tubuh berada dalam kondisi normal, misalnya mengonsumsi makanan yang hangat seperti sup, air hangat, susu hangat, dan sebagainya.
2.Kenakan pakaian yang sesuai dengan aktivitas yang dilakukan. Jika berada di luar rumah, gunakan pakaian yang tebal agar suhu tubuh tetap normal. Gunakan topi, syal atau sejenisnya untuk melindungi tubuh dari udara dingin.
3.Hindari menggunakan pakaian basah terlalu lama. Jika terkena hujan, segera mandi dengan air hangat agar mengembalikan suhu tubuh.
4.Jangan melakukan aktivitas fisik yang berat ketika suhu sangat dingin, karena keringat dapat membasahi pakaian dan membuat suhu tubuh makin turun.