Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bersahabat dengan Alam

12 Desember 2022   11:01 Diperbarui: 12 Desember 2022   11:34 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Pixabay.com/JonPauling

Kau dengar di sana, gemericik air yang jernih dan dingin seolah terhenti

Tergantikan oleh gemuruh longsornya tanah tanpa penahan akar pepohonan tinggi

Mengapakah demikian alam seolah menangis dalam derai air mata? 

Tak hanya erosi yang tak tertahan, bahkan banjir pun deras melanda

Apa yang sudah kau buat hai para insan pada alam semesta 

Bukankah dulu bersahabat erat

Bukankah dulu menjaga kelestariannya

Tak ada eksploitasi alam berlebih yang menjerat

Mampukah kini kembali lagi membina persahabatan baik dengan semesta

Sehingga tak lagi amarah alam seolah menghukum penghuninya

Kau, aku, dia, mereka semua kena

Ingatlah jangan terlena oleh keuntungan semata lalu mengabaikan jeritan alam

Ia memanggil dengan rintihan pilu melalui protesnya 

Semoga kau, aku, dia, mereka mendengar keluh kesahnya 

Buka hati, buka telinga, dan mata, cintailah alam semesta 

Siapakah yang akan menanggung runtuhnya atap, tembok, dan rumah?

Kalau bukan kita semua lantas apakah itu salah pada alam itu sendiri? 

Bangun dan bersahabat lah pada nya agar hidup tentram dan damai 

Melalui goresan pena ini semoga kita semua sadar dan bangkit untuk lebih ramah pada alam

****

Puisi kolaborasi antara ABy dan Willi Andy untuk Inspirasiana.

Desember 2022.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun