Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merangkul Ketaktahuan Evaluasi dan Resolusi

4 November 2022   07:00 Diperbarui: 4 November 2022   07:17 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata-kata yang sangat menampar dan menyakitkan sebenarnya. Hancur rasanya. Sebenarnya bukan tidak bisa berubah, tetapi belum bisa. Ya, belum bisa.

Bersyukur bahwa diri ini tak pernah jatuh dalam keputusasaan. Setiap saat selalu mengingat diri kembali untuk mencoba dan menyimpan asa untuk berubah menjadi lebih baik lagi. Pasti bisa. Harapan itu selalu ada. Begitu membara.

Jadi, untuk bisa mengubah diri perlu selalu berusaha tanpa berhenti. Seperti kebenaran yang berlaku bahwa usaha tak akan mengingkari hasilnya.

Mencoba satu kali belum bisa. Ulangi 10 kali. Belum bisa juga, lakukan lagi 100 kali. Demikian seterusnya. Sampai bisa.

Sama halnya dengan resolusi diri, seakan hanya omong kosong. Karena acap kali hanya berupa kata-kata indah yang tak pernah menjadi nyata.

Pada awal-awal saja yang semangat mengingat semua kata yang ada. Seiring berjalan  waktu perlahan menjadi lupa. Tertelan kesibukan dan masalah.

Namun, hal ini tidak perlu mengingkari diri untuk menetapkan sebuah resolusi. Paling tidak menandakan masih punya tujuan untuk menjadi insan yang bisa melakukan sesuatu lebih baik lagi.

Paling tidak juga bisa menjadi sebuah kesadaran untuk terus berusaha. Walaupun hasilnya masih belum ada alias omong kosong belaka. Jangan berhenti sebelum tujuan tergapai.

Yang namanya motivasi perlu sehingga tidak terlena dan tidak mau berusaha menjadi lebih baik sebagai manusia yang memiliki fasilitas dan kualitas yang begitu istimewa.

Pun demikian, keberhasilan atau manfaat dari evaluasi dan resolusi tetap pada prinsip menjalani hidup dengan cara yang terbaik pada hari ini. Ini kunci utama.

Dalam cara menjalani yang masih menjadi pilihan  adalah dengan setia menulis sebagai cermin dan refleksi diri. Inilah tujuan utama menulis. 

Tiada yang lebih berharga lagi selain sebagai tujuan untuk mengingatkan dan menyadarkan diri sendiri. Selain untuk berbagi untuk para pembaca yang berjodoh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun