Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mengalir Seperti Air atau Membuat Resolusi?

3 November 2022   07:00 Diperbarui: 3 November 2022   08:32 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata orang, akhir tahun adalah waktu yang tepat untuk mengevaluasi sejauh mana pencapaian resolusi tahun baru yang sudah dibuat. Latihan tahunan ini dapat membantu memberi arah saat membuat resolusi untuk tahun berikutnya.

Kata mereka, kita hanya hidup sekali. Karena itu, hidup perlu diisi dengan tujuan-tujuan yang bermakna. 

Namun, tujuan akan menjadi mubazir jika tidak terealisasi. Itulah perlunya evaluasi.

Resolusi awal tahun memberi arah tujuan yang ingin kita capai sepanjang tahun. Evaluasi akhir tahun membantu kita melihat seberapa jauh pencapaian dan memberi masukan tentang hal-hal yang perlu diperbaiki di tahun berikutnya.

Hidup Mengalir Seperti Air

Bagi saya, konsep di atas terdengar sangat ideal. Namun, hingga awal Februari tahun ini, saya belum berani melakukannya.

Baca juga: Belum Membuat Resolusi Tahun Baru 2022? Jadikan Momen Tahun Baru Imlek 2573 “New Year, New Me

Ketika orang bertanya mengapa saya tidak membuat resolusi, dengan santai saya menjawab, “saya lebih suka menjalani hidup yang mengalir seperti air saja.” Namun, jauh di dalam hati, ada ketakutan yang tidak berani saya utarakan.

Membuat resolusi, apalagi mengevaluasinya, bagi saya bisa menjadi hal yang menyakitkan. Saya takut membayangkan betapa banyak tujuan yang belum, dan betapa sedikit yang telah tercapai.

Melihat banyaknya tujuan yang belum tercapai, saya bisa merasa bersalah karena kurang disiplin dalam mewujudkan resolusi. Hal ini bagi saya adalah kegagalan yang mengecewakan.

Pertama Kali Membuat Resolusi

Akhir tahun 2021, sesuatu terjadi. Sesuatu yang membuat saya merasa gagal total. Ternyata, rasa gagal bukan melulu efek dari tujuan yang tidak tercapai.

Menjelang Tahun Baru Imlek 2573, saya bermaksud menata hidup dengan membuat resolusi. Apa yang paling ingin saya perbaiki?

Pertama, prokrastinasi! Saya sering merasa geregetan dengan kebiasaan menunda pekerjaan. 

Percaya atau tidak, ada banyak rencana yang tidak terwujud hanya karena saya menunda untuk memulainya! Jika dibuatkan daftar, pasti akan panjang sekali.

Kedua, berani mencoba hal baru.  Mungkin Anda berpikir, ‘resolusi apa ini?’ 

Merefleksikan pengalaman di masa lalu, saya pernah beberapa kali menolak tawaran untuk melakukan sesuatu yang belum pernah saya lakukan, karena merasa tidak mampu. Tak jarang, hal itu membuat saya overthinking

Seandainya tidak saya tolak, Mungkin saya bisa membangun bidang kepakaran baru. Pemikiran ini membuat saya tidak berhenti menyalahkan diri.

Evaluasi Resolusi 2022 Versi Saya

Tak terasa, kita sudah memasuki awal bulan November. Hanya tersisa dua purnama lagi, tahun 2022 akan mengucapkan selamat tinggal kepada kita.

Sudah berkurangkah kadar prokrastinasi saya? Latihan melawan prokrastinasi dimulai ketika saya langsung mendaftarkan diri pada saat menerima brosur kursus menulis yang diadakan oleh Komunitas 50+.

Kursus tersebut menelurkan sebuah buku Bunga Rampai berisikan kumpulan artikel para peserta. Saya tidak menduga, hal ini membuka kesempatan bagi saya untuk mewujudkan resolusi kedua.

Ya, saya didaulat menjadi MC dalam acara Peluncuran dan Bedah Buku. Menjadi MC bagi banyak orang mungkin hal biasa saja. Tetapi bagi saya, itu adalah sebuah pencapaian.

Meskipun ada beberapa rencana yang belum disiplin saya wujudkan, saya sadar bahwa hal itu tidak boleh menghalangi perjalanan saya memperbaiki diri.

2023, Saatnya Melihat Resolusi dengan Sudut Pandang Baru

Tahun 2023, ada satu mindset yang ingin saya ubah. Jika sebelumnya saya cenderung fokus pada hal-hal yang belum tercapai, tahun depan, saya akan berusaha mengalihkan fokus.

Fokus pada hal-hal yang belum tercapai membuat saya merasa gagal. Kegagalan membuat saya kecewa lalu menyalahkan diri. Sebaliknya, fokus pada keberhasilan mengajarkan saya untuk bersyukur dan berusaha agar bisa lebih baik lagi.

Bagi saya, filosofi 'Mengalir Seperti Air' tetap relevan. Saya suka mengamati air yang terus mengalir, melewati celah kecil bebatuan yang menghalangi jalannya. Ia tetap tenang, mengalir, melewati berbagai rintangan.

Membuat resolusi membantu saya fokus pada arah tujuan. Mengevaluasi resolusi membantu saya melihat sejauh mana kemajuan yang telah saya capai. Mengalir seperti air, membantu saya konsisten dan tetap tenang dalam perjalanan mencapai tujuan tersebut. Semoga demikian.   

Jakarta, 03 November 2022

Siska Dewi untuk Inspirasiana

NB: artikel ini adalah sekadar contoh artikel lomba blog Inspirasiana: Evaluasi dan Resolusi 2023. Silakan ikuti dengan menyimak syaratnya di sini (sila klik).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun