Raga ini telah luruh dalam lara
Jiwa yang terpuruk dalam kubangan duka
menyisakan rasa yang tak tahu apa
Kalbuku tergores perih, merintih
Pentingnya memiliki mental yang sehat
Agar jiwa merasa tenang dan damai
Emosi stabil dapat mengendalikan diri dengan baik
Rintangan hidup kan dilewati dengan langkah pasti
Bukankah bunga dandelion tetap utuh
Ke mana pun angin menerbangkannya
Di tanah mana pun ia jatuh
Dandelion akan tumbuh, pancarkan keindahannya
Bukankah edelweiss tetap
pancarkan keindahan juga
untuk sedap ditatap
Meski  dipetik ia bergeming
tanpa rasa perih
Mental ciptaan Ilahi
Tak mungkin rapuh
bila terus dibasuh
oleh iman
sekuat dan seindah
dandelion dan edelweiss
Hidup membentangkan banyak jalan pada kita
Jalan lapang penuh bunga aneka warna
atau jalan setapak penuh kerikil dan onak
Kita pernah jatuh dan terluka
Merasa kalah dan hilang arah
Mengeluh pada hidup yang tak memberi maaf dan kesempatan
Tapi kita adalah pejuang
yang tak akan kalah didera luka, kecewa dan putus asa
Dalam lara yang mendera jiwa
Kupasrahkan asa pada Sang Pencipta Semesta
Dari-Nya ribuan kekuatan berasal
Kepada-Nya segala kisah berpulang
Aku laksana perahu yang tiada bernakhoda
Terombang-ombang dalam bahtera di samudera kehidupan Â
Ku hadapi  segala badai yang menerjang
Dengan balutan cinta kasih Sang Pemilik Alam
Tegar! Bangkit dalam keterpurukan.
(kolaborasi puisi: Nina, Tati, Siska, Arif, Luna)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H