Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Berapa Panjang Ideal Artikel Blog agar Penulis dan Pembaca Bahagia?

11 Juni 2022   10:14 Diperbarui: 11 Juni 2022   10:19 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berapa Panjang Ideal Artikel Blog? - Photo by Brandy Kennedy on Unsplash

Menulis di blog, termasuk di blog yang kontennya ditulis pengguna (user generated content atau UGC) seperti Kompasiana memang mengasyikkan dan bermanfaat.

Kita dapat menulis pengalaman hidup, pendapat, ulasan film, kisah perjalanan wisata, puisi, cerpen, dan banyak lagi jenis tulisan lainnya. 

Keunggulan menulis blog adalah bahwa kita sendiri yang menentukan teknik menulis dan jenis tulisan. Memang benar, di blog UGC seperti Kompasiana tentu ada aturan yang perlu diperhatikan. Akan tetapi, teknik menulis dan jenis tulisan ada dalam kendali kita sendiri.

Artinya, kita bebas menulis ragam karya, baik fiksi maupun nonfiksi. Asalkan sesuai norma hukum dan norma blog (UGC) yang kita pakai sebagai wadah menulis. 

Berapa panjang ideal artikel blog seperti di Kompasiana?

Tulisan di blog secara umum dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu fiksi dan nonfiksi. Fiksi misalnya puisi, cerpen, cerbung, novelet, dan pantun. Nonfiksi misalnya opini, diary, liputan wisata, dan resensi buku.

 Tidak ada aturan baku yang ketat tentang berapa panjang ideal sebuah karya yang baik, juga di Kompasiana ini.

Akan tetapi, berdasarkan pengamatan dan pengalaman, kira-kira demikian:

Panjang ideal artikel fiksi

a) Puisi dan pantun

Sekurangnya terdiri dari tiga bait dengan masing-masing bait 4 baris. Bisa juga satu bait namun jumlah baris sekitar 12. Lebih panjang lebih baik juga. 

Mengapa? Puisi dan pantun yang terlalu singkat kurang memberi ruang eksplorasi ide penulis. Juga kurang memuaskan hati sebagian besar pembaca. 

Memang benar, para pemuisi tenar juga bisa menarik perhatian pembaca hanya dengan sedikit baris. Akan tetapi, untuk penulis pemula yang sedang belajar menulis, tidak ada salahnya menulis agak panjang dulu. 

Contoh puisi yang baik: Jeram-Jeram Sungai Aare (Pical Gadi)

b) Cerpen, cerbung, novelet

Cerpen memang kepanjangannya cerita pendek, namun bukan berarti terlalu pendek. Sama dengan puisi, sebuah cerpen juga perlu menjadi ruang bagi curahan gagasan penulisnya.

Cerpen ideal kira-kira panjangnya minimal 300 kata agar dapat mengeksplorasi tokoh, perkembangan alur kisah, dan membuat pembaca puas. Demikian pula cerbung dan novelet (yang dimuat berseri), hendaknya jangan terlalu singkat. 

Contoh cerpen yang baik: Melankoni Melani (Indra Rahadian).

Panjang ideal artikel nonfiksi

brooke-cagle-whwybmtn3-0-unsplash-62a369acbb44860dcb6f2122.jpg
brooke-cagle-whwybmtn3-0-unsplash-62a369acbb44860dcb6f2122.jpg
Menulis artikel blog juga perlu membahagiakan pembaca - Photo by Brooke Cagle on Unsplash

Artikel nonfiksi ada banyak ragamnya. Mulai dari diary, kisah seru wisata, ulasan film, kiat memasak, hingga opini serius. Ukuran untuk menentukan panjang ideal artikel nonfiksi sebenarnya sama dengan ukuran untuk artikel fiksi, yaitu:

1. Apakah panjang naskah memberi ruang untuk pengembangan gagasan hingga tuntas, dan

2. Apakah pembaca akan merasa bahagia membacanya karena mendapatkan sesuatu.

Bisa saja artikel nonfiksi ditulis pendek, namun apakah cukup padat memuat gagasan penulis dan memuaskan pembaca? Karena itu, artikel nonfiksi sebaiknya ditulis agak panjang juga, minimal sekitar 300 kata. 

Cukup banyak blog UGC meminta para kontributornya menulis minimal 500 atau 600 kata. Ini juga untuk memberi ruang bagi lebih banyak iklan yang bisa menempati ruang di "sela-sela" tulisan kita.

Penting bahwa jangan pula membuat tulisan yang sangat panjang. Sekitar 1.200 kata sudah lebih dari cukup untuk mengembangkan gagasan secara padat dan memikat pembaca. 

Hal-hal lain yang patut kita perhatikan saat menulis artikel blog

Idealnya satu paragraf tidak lebih dari 4 kalimat agar nyaman dibaca di ponsel. 

Lebih penting lagi adalah kualitas naskah yang kita sajikan. Kurangi saltik, buat kalimat padat, dan jangan cuma salin tempel saja. Justru penulis akan berkembang jika ia belajar merangkai kalimat dan paragraf dengan ide sendiri.

Di Kompasiana, ada sistem label oleh admin Kompasiana. Jika tulisan Anda dianggap baik, akan mendapat label Pilihan. Di antara tulisan berlabel pilihan itu, lazimnya akan dipilih tulisan dengan label paling top, yaitu Artikel Utama. 

Contoh artikel berlabel Artikel Utama adalah "Main HP di SPBU Berbahaya: Mitos atau Fakta?" (Melina). Selamat menulis. Semoga ini berguna untuk para penulis (baru) di Kompasiana. 

Salam dari Komunitas Inspirasiana, pemerhati taman baca di NTT dan Boyolali. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun