"Hari ini kita semua sadar bahwa bumi bisa berbicara. Kita yang seharusnya menangis. Bukan bumi yang harus menangis. Kita harus bisa menggerakan orang untuk menyelamatkan dunia. Apresia kehadiran kawula muda hari ini," kesan Emanuel.
Hal senada juga diutarakan oleh Ibu Sovia selaku Ketua Divisi Edukasi Ekologi dari Yayasan Puge Figo yang memberikan aparesiasi khusus untuk kehadiran para kaum muda ini. "Diharapkan kaum muda ini menjadi inisiator dalam gerakan untuk menyelamatkan bumi," tutupnya.
Yayasan Puge Figo sendiri berdiri sejak tahun 2014 di Desa Nginamanu, Kecamatan Wolomeze, Kabupaten Ngada, provinsi NTT. Yayasan ini berada di bawah naungan NGO Association Coeur de Forest yang berpusat di Prancis.Â
Yayasan Puge Figo sendiri merupakan cabang kegiatan dan satu-satunya di Indonesia dari beberapa negara lainnya yang fokus pada usaha reboisasi dan konservasi alam.Â
Dilansir situs resminya, Yayasan Puge Figo bergerak dalam bidang pelestarian lingkungan & pengembangan ekonomi petani lokal Flores. Program yang dilaksanakan antara lain: pengembangan tanaman aromatik, reboisasi lahan kritis, dan edukasi ekologi.
Sebagai contoh, Yayasan Puge Figo pada 5 Februari 2021 mendukung kegiatan penanaman pohon di Pulau Kinde di Nagekeo. Penanaman 400 bibit anakan pohon itu dilakukan di sepanjang pantai seluas sekitar 1,5 hektare.
(Adji untuk Inspirasiana)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H