Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pororo Kucing Viral dan 10 Kiat Atasi Kesedihan akibat Kehilangan Hewan Kesayangan

1 Juni 2022   05:22 Diperbarui: 1 Juni 2022   05:23 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memiliki hewan peliharaan dapat mengurangi stres - Photo by Eric Ward on Unsplash

Baru-baru ini media sosial Indonesia ramai membahas hilangnya Pororo, seekor kucing yang punya banyak pengikut di TikTok dan medsos. 

Pororo adalah kucing yang membantu pemiliknya, Cici Chania, untuk berjualan pakaian kucing, sesuatu yang tren di kalangan pencinta kucing.

Menariknya, sebagian warganet mencibir pemiliki Pororo yang dianggap terlalu lebay atau berlebihan saat kucingnya hilang. Ada yang menganggap si pemilik mencari perhatian dengan menangis di medsos.

Mengapa demikian tanggapan orang atas hilangnya hewan peliharaan yang disayang pemiliknya? Bagaimana ilmu psikologi membahas makna kehilangan hewan peliharaan?

Sebelum melangkah lebih lanjut, kita bersyukur bahwa Pororo akhirnya ditemukan dan sudah kembali pada pemiliknya.

Kehilangan Hewan Peliharaan adalah Kesedihan yang Diremehkan

Dr Kenneth Doka, seorang peneliti kesedihan terkemuka menciptakan istilah "kesedihan yang diremehkan" lebih dari 30 tahun yang lalu.

Kenneth Doka mendefinisikannya sebagai, “Kesedihan yang dialami seseorang ketika mereka mengalami kerugian yang tidak atau tidak dapat diakui secara terbuka, disetujui secara sosial atau ditangisi secara terbuka.”

Mengapa kita tidak mau melihat kehilangan hewan peliharaan sebagai sebuah kesedihan yang layak dianggap  serius, sama seperti kesedihan lain dalam hidup kita? 

Para peneliti menjelaskan bahwa kesedihan yang terkait dengan kehilangan hewan peliharaan masih relatif tidak dikenali dan kurang dihargai oleh masyarakat. Ini mungkin terjadi karena kurangnya kesadaran dan penghargaan atas kedalaman keterikatan yang dapat dibentuk manusia dengan hewan peliharaan.

Pemilik hewan memiliki ikatan emosional dengan hewan peliharaannya - Humberto Arellano on Unsplash
Pemilik hewan memiliki ikatan emosional dengan hewan peliharaannya - Humberto Arellano on Unsplash
Akan tetapi, ikatan manusia dan hewan mulai dipelajari lebih lanjut. Para psikolog menemukan bahwa pemilik hewan memang mengembangkan ikatan keterikatan dengan hewan peliharaan mereka.

American Veterinary Medical Association mendefinisikan Human-Animal Bond atau ikatan manusia dan hewan sebagai hubungan yang saling menguntungkan dan dinamis antara manusia dan hewan yang penting bagi kesehatan dan kesejahteraan keduanya.

Hal ini termasuk, tetapi tidak terbatas pada, interaksi emosional, psikologis, dan fisik manusia, hewan, dan lingkungan.

Selain itu, sebuah studi tahun 2009 menemukan bahwa responden penelitian lebih cenderung berpaling ke hewan kesayangan mereka daripada beralih ke ibu, ayah, saudara laki-laki, saudara perempuan, sahabat, dan anak-anak mereka pada saat mengalami tekanan emosional.

Dalam arti tertentu, ini menunjukkan besarnya peran hewan peliharaan sebagai sahabat manusia yang sedang mengalami stres. Idealnya memang, manusia meminta tolong dan curhat pada manusia lain. Akan tetapi, hal ini tidak selalu mudah karena curhat membutuhkan saling percaya dan kesiapan emosional yang tidak selalu mudah dibangun oleh yang mengalami stres.

Memiliki hewan peliharaan dapat mengurangi stres - Photo by Eric Ward on Unsplash
Memiliki hewan peliharaan dapat mengurangi stres - Photo by Eric Ward on Unsplash

Sudah terbukti bahwa hewan bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental kita, bahkan bagi kita yang tidak terlalu menyukainya. Penelitian telah menunjukkan bahwa hewan peliharaan mengurangi tingkat stres / kortisol, mengurangi kesepian, membantu kita untuk tetap hadir, dan mengurangi kecemasan.

Para peneliti menemukan kesamaan yang khas antara orang yang kehilangan saudara-saudari yang wafat dan kehilangan hewan. Keduanya sama-sama mengalami seperti depresi, kesepian, risiko jatuh dalam penggunaan narkoba, dan kesulitan tidur.

Pada tahun 2018, Washington Post melaporkan bahwa seorang wanita yang anjingnya baru saja meninggal didiagnosis dengan kardiomiopati takotsubo yang juga dikenal sebagai "sindrom patah hati."

Menurut American Heart Association, kondisi ini ditandai dengan sesak napas, nyeri dada, dan detak jantung tidak teratur dan dapat disebabkan oleh stres emosional atau fisik yang intens.

Apakah ini kondisi umum yang berkembang saat berduka karena kehilangan hewan peliharaan? Tidak. Namun, ini menjelaskan intensitas rasa sakit emosional yang dapat dialami seseorang sebagai respons atas kehilangan hewan peliharaan yang dicintai.

10 Cara Atasi Rasa Duka setelah Kehilangan Hewan Peliharaan

Disarikan dari psychologytoday, ada 10 cara mengatasi rasa duka setelah kehilangan hewan peliharaan:

1. Luangkan waktu untuk bersedih.

2. Membuat semacam kuburan atau sudut memori bagi hewan peliharaan.

3. Bergabunglah dengan grup pendukung pencinta hewan.

4. Berkontribusi pada organisasi yang membantu hewan.

5. Tanam pohon untuk mengenang hewan peliharaan yang mati.

6. Menulis buku memori mengenai rasa kehilangan hewan peliharaan.

7. Membuat unggahan medsos untuk mengenang hewan peliharaan.

8. Menjadi relawan tempat penampungan hewan yang ditelantarkan.

9. Mengadopsi hewan yang ditelantarkan.

10. Memiliki hewan peliharaan baru.

Penting kita sadari bahwa adalah normal untuk merasa sedih dan berduka karena kehilangan hewan peliharaan kesayangan kita.

Bagi sebagian besar pemilik hewan peliharaan, hewan peliharaan dianggap sebagai anggota keluarga. Sangat pentinglah mengolah rasa duka akibat kehilangan hewan peliharaan agar kesehatan jiwa kita terjaga. 

Semoga kita mengelola duka setelah kehilangan hewan peliharaan ini bermanfaat bagi pembaca.

Salam dari Inspirasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun