Â
Raga melukis lembut Serimpi
dalam anggun langkah-langkah asta dan kakiÂ
Musik berbunyi teriring melodi
Bernafas memori menghembus sanubariÂ
Bertalu kendang ditabuh, riang anak-anak berjingkrak, kiri kanan,
oleng melompat menjadi Jaran Kepang,Â
Berputar berdendang laksana penari
Dalam hentakan kendang iringi Ja'iÂ
Lemah gemulai nan santun paduan irama Piso Surit
meresap makna suasana syahdu nan magis tari Lima SerangkaiÂ
Menari ekspresi nurani
Raga lemah gemulai ungkapan kelembutan hati
Semesta pun ikut mengiringi
Seni budaya bernilai tinggiÂ
Menari hilangkan rasa gundah di hati
Hadirkan rasa bahagia dan bangga dalam diri
Semoga tetap lestari jadi warisan budaya anak negeri
Sabetan selendang penari Gambyong
Ungkapan selamat datang nan ramah nir sombongÂ
Hijau dan kuning sebagai penanda
Gambyong hadirkan makna istimewa
Tergambar jelas gemulai para wanita
Hadir dan melekat erat bagi masyarakat SurakartaÂ
Gemulai jari, lekukan raga
menjadi simbol syukur pada alam raya
Hapus nestapa rayakan kemilau surga di dunia melalui tariÂ
Rentak kaki beriring gemericing gelang
Goyangkan badan mengikuti bertalu-talu gendang
Mari menari di bumi pertiwi nan kaya budaya
Bergandengan tangan, berbeda namun tetap satu juaÂ
***
Puisi kolaborasi dalam rangka Hari Tari Sedunia 2022
RB, AR, AC, RT, TT, K71, TA, SP, SI, NT, FS
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H