Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Limbuk "Memba-memba" Drupadi

6 April 2022   06:00 Diperbarui: 6 April 2022   06:02 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumpah yang menjadi bagian takdir episode perang Bharatayuda, hingga saat rambut panjang terurai memerah saga. Rambut Panjang terurai Drupadi bagian dari perjalanan ujian hati. Rambut model Dewi Drupadi sebagai bagian dari pengingat "...jangan lecehkan kehormatan wanita...."

Perjalanan wanita lembut anggun menggugat di persidangan agungpun berawal. Menggemakan gaya dan intonasi yang pas, Dewi Drupadi mengejawantahkan kepemimpinan feminisme .....

["Peserta sidang yang terhormat, kalian lihat rambutku......Rambut terurai saksi buah kenistaan......." "Kakangmas Yudhisthira sesembahanku, ingatlah bahwa engkau ditakdirkan sebagai seorang ksatria. Jika hal yang buruk dan tidak adil terjadi di depan matamu, maka engkau berhak untuk melawan bahkan memeranginya. Itulah tugas utama seorang ksatria penegak kebenaran"] petikan dari orasi Drupadi menggugat, Buku Drupadi.

Terbayang bagaimana pergolakan jiwa para Pandawa, seolah diwelehkan oleh Drupadi, puteri nan lembut. Memerah biru rona wajah Yudhistira sang ksatria berwatak pandita. Bima berperawakan gagah perkasa, mendesah lungkrah.

Arjuna sang pemanah sejati alias lelananging jagad tertempelak wajahnya. Remuk redam hati si kembar Nakula Sadewa saat mendengarkan orasi dari kakangmbok Drupadi ini. Perjalanan sejarah membuktikan wanita memiliki tugas yang sama sebagai ksatria penegak kebenaran.

Drupadi mengagunkan rambut selaku mahkota wanita sebagai jaminan pemenuhan sumpah. Sumpah bagian dari siklus pembalasan. Hingga saatnya pembalasan berdampingan dengan pengampunan.

Selamat melanjutkan, menikmati dan menghargai setiap perjalanan....

Diilhami oleh: Buku bacaan lama bertajuk Drupadi, karya Ardian Kresna. 2013. Divapress

Ditulis ulang dengan pembaharuan dari artikel di blog pribadi Suprihati untuk Inspirasiana.

#Bunga Rampai Fiksi Inspirasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun