Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Sejarah Lengkap WhatsApp: Didirikan Orang Ukraina dan Amerika, Dibantu Rusia

1 Maret 2022   06:14 Diperbarui: 1 Maret 2022   06:14 1294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejarah Lengkap WhatsApp, Didirikan Orang Ukraina, Amerika Dibantu Rusia- Tracy Le Blanc/Pexels 

Bagaimana sejarah WhatsApp? Ternyata WhatsApp didirikan orang Ukraina dan Amerika Serikat dengan bantuan orang Rusia. Ketiga negara ini akhr-akhir ini terlibat dalam pusaran konflik Ukraina dan Rusia. 

Brian Acton, warga AS dan Jan Koum, orang Ukraina mendirikan WhatsApp pada 2009. Kisah startup perpesanan ini dimulai ketika Brian dan Jan meninggalkan pekerjaan mereka di Yahoo untuk melakukan perjalanan keliling dunia. 

Tabungan mereka mulai menyusut. Ini membuat Brian dan Jan merintis WhatsApp. 

Jan Koum membuat aplikasi yang menunjukkan status di sebelah nama pengguna. Koum mendiskusikan ide tersebut dengan Acton. Mereka lantas meminta bantuan pengembang aplikasi Igor Solomennikov, seorang Rusia.

Awal perjalanannya tidak mulus, namun Koum berhasil mengembangkan aplikasi iOS dan mendirikan 'WhatsApp inc.' di California pada 24 Februari 2009.

Jan Kaoum menunjukkan versi demo WhatsApp ke beberapa teman, tetapi tidak ada yang menyukainya. Selain itu, masalah seperti baterai terkuras, aplikasi mogok, dll. membuat Koum sangat kecewa sehingga dia kehilangan semua harapan dan mulai mencari pekerjaan baru.

Saat itu, Acton menyemangati dengan mengatakan, "Kau bodoh jika berhenti sekarang. Berusahalah beberapa bulan lagi."

Pengembangan versi 2.0

Pada Juni 2009, Jan melakukan beberapa perubahan pada Whatsapp yakni kemampuan mengirimkan pemberitahuan ke teman setiap kali pengguna mengubah statusnya di aplikasi.

Teman-teman Jan mulai menggunakannya untuk memperbarui status: "Saya bangun terlambat" atau "Tidak bisa bicara, saya sedang sibuk".

Dalam waktu singkat, fitur ini menjadi saluran untuk pesan instan, dan pengguna mulai mengobrol satu sama lain melalui status WhatsApp.
Jan segera menyadari kebutuhan untuk meningkatkan model operasi aplikasi status ke aplikasi pesan instan berbasis internet. Ini adalah bagaimana versi 2.0 muncul.

Tujuan Jan Koum adalah menjangkau seseorang di belahan dunia lain secara instan melalui gawai.

Segera setelah menyadari permintaan akan aplikasi pesan instan, WhatsApp 2.0 diluncurkan dalam tahap beta. Orang-orang menyukai gagasan masuk (log in) hanya dengan nomor telepon dan mengirim pesan ke kontak menggunakan internet alih-alih paket SMS operator.

Pengguna sangat menyukai pemosisian WhatsApp ini. WhatsApp juga lebih praktis dari BBM Blackberry, dan Google G-Talk dan Skype yang mengharuskan pemakai berbagi ID unik untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Ini menjadikan WhatsApp sebagai aplikasi dengan utilitas tinggi. Pengguna WhatsApp meningkat menjadi 250.000 hanya dalam beberapa bulan.

Akuisisi oleh Facebook dan Perubahan Model Bisnis
Pada Februari 2014, Facebook mengakuisisi Whatsapp dengan harga 19 miliar dolar AS. Menurut Buzzfeed News, Facebook menganggap Whatsapp sebagai pesaing potensialnya di masa depan.

Saat itu, Facebook sedang menjalankan misi untuk menjadikan fasilitas pesan sebagai layanan inti. Whatsapp adalah pesaing terbesar Facebook Messenger, dan bahkan melampaui anak perusahaan Facebook dalam hal tingkat keterlibatan pemakai.

Terlebih lagi, untuk platform berbasis iklan seperti Facebook, WhatsApp dan datanya adalah "peti harta karun" yang menunggu untuk dibuka.

Kepergian para pendiri
Ketika perusahaan WhatsApp bergerak lebih untuk memenuhi ambisi Facebook, Brian Acton meninggalkan Facebook pada September 2017 untuk bekerja di Signal, yayasan nirlabanya sendiri. Langkah ini diikuti oleh Jan Koum yang meninggalkan perusahaan di tengah argumentasi dengan Facebook mengenai privasi data dan model bisnis WhatsApp.

Ada perbedaan signfikan antara model bisnis Jan dan Acton dibandingkan dengan Facebook dalam menjalankan WhatsApp. 

Brian Acton dan Jan Koum mampu mempertahankan WhatsApp berkat strategi tanpa iklan mereka. Alih-alih mengejar uang dengan terus-menerus mengganggu obrolan dengan iklan, mereka memprioritaskan minat pengguna.

WhatsApp meraih pendapatan dari WhatsApp untuk bisnis. Juga melalui sistem pembayaran melalui WhatsApp di beberapa negara, misalnya India. 

Para pendiri WhatsApp sempat memutuskan untuk membuat versi aplikasi berbayar di mana mereka membebankan biaya tahunan sebesar $1 dari pengguna. 

Sementara Facebook menginginkan WhatsApp sebagai bagian penting dari model bisnis Facebook yang mengutamakan iklan bedasarkan data pengguna. 

Lebih dari 1,5 miliar orang di 180 negara menggunakan WhatsApp saat ini. Inilah yang sebenarnya sangat menarik hati Facebook untuk mengakuisisi WhatsApp. Dengan penerapan layanan berbayar (untuk segmen/jasa tertentu) ke depannya, WhatsApp bisa sangat menguntungkan. 

Sumber: 1 dan 2.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun