Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Belajar dari "Si Cacing" dan "Tara Anak Tengger"

13 Februari 2022   15:49 Diperbarui: 13 Februari 2022   17:46 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ulasan buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya - dok Inspirasiana

Sama halnya dengan manusia, yang merasa sudah nyaman hidup di dunia, ketika ada yang mengabarkan bahwa dunia adalah tempat yang kotor dan ada tempat yang lebih nyaman untuk ditinggali, maka itu dianggap omong kosong.

Tara Anak Tengger

"Tara Anak Tengger" adalah buku lawas terbitan Pradnya Paramita, Jakarta, tahun 1974. Ya, buku favoritku adalah “Tara Anak Tengger”. Penulisnya adalah Wahab. 

Tara Anak Tengger - dok Inspirasiana
Tara Anak Tengger - dok Inspirasiana

Buku itu aku baca pertama kali sekitar tahun 1993, saat masih duduk di bangku kelas 3 SD.
Yang mengesan dari buku ini adalah karena sejak membaca buku inilah awal terbentuknya kecintaanku membaca buku, memantik rasa penasaran untuk bertualang ke alam terbuka, serta kecintaan kepada budaya. 

Novel setebal 204 halaman yang ditulis dalam bahasa Indonesia ini menceritakan kisah seorang anak suku Tengger bernama Tara.
Kisah petualangan Tara bersama teman-temannya dibalut dengan kisah kearifan lokal dan budaya suku Tengger yang sarat dengan pesan moral. 

Bagaimana orang tua seharusnya merasa ikut bertanggung jawab dalam mewariskan nilai-nilai luhur budaya kepada anak-anaknya, karena itulah yang membuat mereka dapat hidup berdampingan dengan Bromo dan alam lingkungan sekitarnya yang lestari.


Kisah dalam buku Tara Anak Tengger ini, memberikan pengajaran bahwa penghormatan terhadap kearifan lokal dan nilai luhur budaya kita berperan untuk mengantarkan kita selamat menjalani hidup di dunia baru yang serba berubah. Untuk sebuah perubahan sering kali dituntut pengorbanan yang tidak menyenangkan.

Ditulis oleh Kakak K71 dan TT van de Karr untuk Inspirasiana.

Apa buku kesayangan sahabat Inspirasiana? Boleh berbagi di kolom komentar atau menulis naskah singkat disertai foto sampul buku ke surel: inspirasianakita@gmail.com. 

Salam literasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun