Kita terbiasa mendengar dan membaca bahwa merokok itu merugikan kesehatan. Biasanya rokok dikaitkan dengan kesehatan paru-paru. Akan tetapi, sebenarnya merokok juga memengaruhi ginjal kita.
Merokok bahkan adalah salah satu faktor risiko utama yang bisa memicu penyakit ginjal. Pada orang yang tadinya sehat, merokok dapat menyebabkan perubahan fungsi ginjal, yang lambat laun dapat berubah menjadi penyakit ginjal. Demikian rilis Yayasan Umberto Veronesi.Â
Dibandingkan dengan orang yang bukan perokok, para perokok memiliki kadar albumin yang lebih tinggi dalam urin mereka. Para perokok kurang memiliki kemampuan untuk mengeluarkan kreatinin.Â
Kadar albumin yang tinggi dan kesulitan dalam mengeluarkan kreatinin adalah gejala awal dari gangguan fungsi ginjal. Perubahan ini mirip dengan yang terjadi pada penderita diabetes, tetapi sebagian bersifat reversibel.Â
Dalam kasus di mana fungsi ginjal tidak terganggu secara permanen, pada kenyataannya, mereka yang berhenti merokok bisa mengalami pemulihan kadar albumin dan kreatinin kembali ke kisaran fisiologis yang sehat dalam beberapa bulan.
Singkat kata, berhenti merokok bisa "menyelamatkan" ginjal kita.
Lain halnya dengan mereka yang sudah menderita gagal ginjal. Dalam hal ini, merokok membantu mempercepat perkembangan penyakit gagal ginjal dan membuat dialisis lebih mungkin terjadi.Â
Hal ini terjadi dalam beberapa tahapan. Merokok akan meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, mengurangi suplai darah ke ginjal, meningkatkan produksi angiotensin II (hormon yang diproduksi di ginjal), mempersempit pembuluh darah di ginjal, dan membentuk plak di arteri ginjal.
Semua hal di atas membuat terjadinya penurunan fungsi ginjal. Situasi ini akan menjadi lebih parah ketika pasien memiliki penyakit lain, khususnya diabetes dan penyakit kardiovaskular.
Hikmah dari paparan sederhana ini ada dua: