Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Abu Hitam Mahameru

16 Januari 2022   10:14 Diperbarui: 16 Januari 2022   10:23 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi Abu Hitam Mahameru - Ilustrasi Dok Kompas.com/Andrew Lotulung  

Terdengar suara menggelegar
Menggemparkan seisi bumi
Menyemburkan panasnya lahar
Mengguncangkan ketenangan hati

Abu hitam Mahameru bertebaran
Langit hitam mencengkam
Bebatuan berterbangan
Awan panas menghias langit kelam

Penduduk pontang panting menyelamatkan diri
Berlarian dengan panik
Flora fauna tumbang dan mati
Tersapu debu vulkanik

Mungkin alam mulai murka
Memuntahkan amarahnya
Mengeluarkan isi perutnya
Menjadikan porak poranda

Ini teguran dari sang pencipta
Pemilik jagat raya
Kuasa-Nya nyata adanya
Murka alam adalah murka-Nya

Jadikan sebagai renungan diri
Arif dan bijak dalam memanfaatkan alam
Agar tetap terjaga dan lestari
Untuk anak dan cucu di masa depan

***

Puisi karya Shintawati (anggota GLS SMPN 2 Cibadak) untuk Inspirasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun