Sekitar 80 persen dari 1.190 pulau karang Maladewa berada pada ketinggian kurang dari 1 meter di atas permukaan laut.Â
Secara global, kenaikan permukaan laut tahunan tercatat sebesar 3-4 milimeter.Â
Pada kecepatan ini, hanya masalah waktu saja bahwa akan banyak pulau yang tenggelam, termasuk pulau-pulau Maladewa.
Kesulitan pendanaan
Mantan presiden Maladewa Mohamed Nasheed satu dekade lalu pernah mengadakan rapat kabinet di bawah air untuk menarik perhatian publik akan ancaman tenggelamnya pulau-pulau Maladewa akibat pemanasan global.
Akan tetapi, Maladewa mengalami kesulitan pendanaan untuk membangun infrastruktur penting seperti tembok laut.
Pada pembicaraan iklim PBB di Madrid pada bulan Desember 2020, Maladewa dan negara-negara rentan lainnya meminta bantuan pendanaan baru untuk menangani bencana dan kerusakan jangka panjang terkait dengan perubahan iklim. Sayang, upaya ini gagal.
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menciptakan wadah untuk membantu negara-negara berkembang, yang disebut Dana Iklim Hijau. Dana Iklim Hijau telah menyetujui hampir 24 juta dolar AS dalam pendanaan untuk Maladewa.
Beberapa negara individu juga telah menawarkan bantuan, termasuk Jepang yang berkontribusi pada tembok laut di sekitar ibu kota Maladewa, Male.Â
Peringatan untuk Indonesia
Sejatinya, masalah yang dihadapi Maladewa juga mengancam Indonesia. Sejumlah pulau-pulau dengan daratan yang sangat rendah kemungkinan hilang akibat perubahan iklim.