Pasungan untuk kakak-beradik itu sebenarnya sudah cukup lumayan. Mereka tidak diikat atau dijepit anggota tubuhnya, "hanya" dikurung bak dalam penjara.Â
Kekurangan ada pada sanitasi dan kebersihan serta mutu makanan. Ini juga tantangan besar karena keluarga pasien sungguh kalangan bawah, dan pada saat itu belum punya akses layanan kesehatan apa pun.Â
Kerjasama dengan perangkat desa dan tenaga kesehatan setempat perlu dijalin agar keluarga dan pasien mendapat akses bantuan sosial dan layanan kesehatan dasar.Â
Jika Anda ingin berbuat sesuatu, silakan survei lingkungan di sekitar Anda untuk mendapatkan informasi adanya orang yang dipasung. Berikan bantuan yang sesuai kebutuhan mereka. Bisa berupa sembako dan atau hal lain.Â
Merujuk pasien ke RSJ terdekat memang sulit. Mungkin solusi terbaik melaporkan serinci mungkin kondisi orang pasungan ke otoritas kesehatan di kecamatan, kabupaten, dan provinsi.Â
Solusi untuk melepaskan total dari pasungan memang tidak mudah karena terapi kadang mengandaikan ada obat-obatan tertentu dan pendampingan intensif, yang sulit didapat di kampung pedalaman. Setidaknya, rumah dan ruang pasung dibuat lebih nyaman dan perlakuan pada pasien lebih manusiawi.
Jika ada perhatian dari pejabat dan layanan kesehatan, sebenarnya pasien ini bisa dirawat di RSJ atau panti sosial yang sesuai. Akan tetapi, biasanya keluarga pasien di kampung juga keberatan jika harus berpisah jauh dari pasien yang akan dirawat di kota.Â
Langkah ketiga, pembinaan spiritual keagamaan
Bagaimanapun, warga kampung dan keluarga pasien ODGJ perlu terus dibina dalam hal spiritual keagamaan. Stigma-stigma yang tidak tepat bisa dikikis dengan pembinaan kerohanian yang komunikatif dan menghargai kearifan lokal.
Kunjungan rutin pemuka agama ke rumah pasien OGDJ dan disabilitas mental setidaknya bisa memberikan pengharapan dan sapaan manusiawi pada mereka.Â
Salam peduli. Ditulis seorang kontributor untuk Inspirasiana.Â