Hari ini aku kembali merenung dan belajar
Bukan sehari saja sudah berbulan-bulan
Bahwa ternyata sungguh sebuah perkara sukar
Menyelami profesi petani yang mempunyai besar ketabahan
Andai aku seorang petani, maka ....
Kupandangi hijaunya kebun dan ladang
Yang mulai tumbuh dan berkembang
Kupupuk dan kusirami dengan penuh cinta dan kasih sayang
Berharap hasilnya melimpah pada saat panen menjelang
Kemudian kutersadar dan kuceritakan betapa kisah petani itu begini
Bersahutan suara kokok ayam menengadah
Mengantarkanmu dalam setiap langkah
Saat pagi-pagi sekali engkau pergi ke sawah
Untuk tebarkan benih dengan tak kenal lelah
Menanam padi engkau lakukan penuh gairah
Oleh terik matahari wajahmu basah
Oleh peluh  tak membuatmu susah
Bagimu semua jerih payah
Memberikan manfaat seperti angin yang berhembus ke segala arah
Engkau telah  setia menabur benih sejak pagi agar kelak menjadi tanaman padi
Setia dengan bau tanah dan keringat agar perut-perut  terisi
Namun kesetiaan  seakan tak berarti
Sebab kemiskinan masih menemani
Peluh yang berbaur dalam asa
Hama menjauh entah ke mana,
Bulir-bulir padi subur menguning,
Pundi-pundi semakin menjadi realita,
Hidup menjadi damai sejahtera
Ini tentang sebuah kisah, doa, dan harapan untuk para petani negriku
Penulis: ABy, Tati, Tety, Katedra, Nina
Untuk Inspirasiana, 14 November 2021Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H