Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Petani

16 November 2021   07:11 Diperbarui: 16 November 2021   13:57 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Hari ini aku kembali merenung dan belajar
Bukan sehari saja sudah berbulan-bulan
Bahwa ternyata sungguh sebuah perkara sukar
Menyelami profesi petani yang mempunyai besar ketabahan
Andai aku seorang petani, maka ....

Kupandangi hijaunya kebun dan ladang
Yang mulai tumbuh dan berkembang
Kupupuk dan kusirami dengan penuh cinta dan kasih sayang
Berharap hasilnya melimpah pada saat panen menjelang

Kemudian kutersadar dan kuceritakan betapa kisah petani itu begini

Bersahutan suara kokok ayam menengadah
Mengantarkanmu dalam setiap langkah
Saat pagi-pagi sekali engkau pergi ke sawah
Untuk tebarkan benih dengan tak kenal lelah

Menanam padi engkau lakukan penuh gairah
Oleh terik matahari wajahmu basah
Oleh peluh  tak membuatmu susah
Bagimu semua jerih payah
Memberikan manfaat seperti angin yang berhembus ke segala arah

Engkau telah  setia menabur benih sejak pagi agar kelak menjadi tanaman padi

Setia dengan bau tanah dan keringat agar perut-perut  terisi
Namun kesetiaan  seakan tak berarti
Sebab kemiskinan masih menemani

Peluh yang berbaur dalam asa
Hama menjauh entah ke mana,
Bulir-bulir padi subur menguning,
Pundi-pundi semakin menjadi realita,
Hidup menjadi damai sejahtera

Ini tentang sebuah kisah, doa, dan harapan untuk para petani negriku

Penulis: ABy, Tati, Tety, Katedra, Nina

Untuk Inspirasiana, 14 November 2021 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun