Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengenal "Self-Conscious", Ketika Penilaian dari Orang Lain Menjadi Bahan Pikiran

28 Oktober 2021   10:22 Diperbarui: 28 Oktober 2021   10:34 1129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi self-conscious | Sumber: thedreamcatch.com

Self-conscious, ketika dirimu terlalu fokus dengan penilaian orang lain dan terlalu memikirkan penilaian tersebut hingga akhirnya bersarang di dalam diri. Baikkah sikap tersebut dibiarkan terus menerus tanpa adanya sebuah solusi?

Hidup di planet bumi memang penuh dengan cerita, apapun bisa menjadi kisah. Termasuk penilaian terhadap diri sendiri ataupun penilaian yang diberikan oleh orang lain.

Sebagai salah satu makhluk hidup penghuni bumi, pernahkah kamu mendapatkan penilaian dari orang lain? Mulai dari mendapatkan penilaian dari cara berbicaramu, cara berpakaianmu, cara berjalanmu, hingga cara-cara lain yang hampir tidak kasat mata olehmu malah bisa menjadi penilaian orang lain.

Ada berbagai macam tipe penduduk bumi ketika menanggapi penilaian (baik penilaian positif ataupun penilaian negatif) yang diberikan oleh orang lain terhadap dirimu.

Pertama, para penghuni bumi yang cuek terhadap penilaian orang lain terhadap dirinya. Dimana penilaian yang diberikan oleh orang lain tersebut hanya diterimanya melalui telinga sebelah kanan dan seketika itu dilepaskan melalui telinga sebelah kiri.

Kedua, para penghuni bumi yang selalu memikirkan penilaian yang diberikan oleh orang lain terhadap dirinya. Baginya, penilaian yang diberikan oleh orang lain telah membangun citra dirinya bagi masyarakat luas. Sikap demikian termasuk ke dalam self-conscious.

Dilansir dari healthline.com bahwa self-conscious merupakan suatu emosi yang dipengaruhi oleh bagaimana kamu melihat diri kamu sendiri dan bagaimana kamu berpikir orang lain memandangmu.

Sedangkan menurut kamus cambridge.org bahwa self-conscious merupakan bagian dari rasa tidak nyaman karena kamu khawatir tentang apa yang orang pikirkan tentangmu.

Hal inilah yang terkadang menyebabkan seseorang yang memiliki sikap pada poin kedua "cenderung" lebih dominan memikirkan penilaian orang lain terhadap dirinya. 

Apabila dipikirkan hanya sepintas saja itu tidaklah masalah, namun, bila dipikirkan secara berlebihan dan bersarang terlalu lama di dalam kepala, bukan tidak mungkin akan menimbulkan hal yang tidak baik bagi diri sendiri.

Bisa saja, kecemasan serta kepanikan di dalam diri akan datang dan menghantui, hanya karena memikirkan penilaian orang lain yang seharusnya tidak perlu dikhawatirkan.

 Pada dasarnya, semua insan di muka bumi ini memang bebas sekali memberikan penilaian. Itulah sebabnya, kamu sendiri harus bisa membentengi diri ketika mendapatkan penilaian yang disampaikan oleh orang lain, seperti: 

Ilustrasi self-conscious | Sumber: medicinenet.com
Ilustrasi self-conscious | Sumber: medicinenet.com

1. Jangan ditelan mentah-mentah semua perkataan orang lain

Dengan kamu menelan mentah-mentah setiap penilaian yang disampaikan oleh orang lain, sama saja kamu tidak menyaring penilaian tersebut, apakah memang sesuai dengan fakta atau malah sebaliknya.

Penilaian yang diutarakan oleh orang lain memiliki dua kemungkinan, ada penilaian yang murni berdasarkan kacamata yang bersangkutan, dalam artian penilaian apa adanya demi sebuah kebaikan.

Dan ada pula penilaian tidak murni yang berlandaskan pada perkataan yang diutarakan oleh bersangkutan dengan sesuka hatinya. Dimana penilaian yang disampaikannya tidak sesuai dengan fakta yang ada.

Itulah sebabnya, kamu harus bisa mengambil tindakan untuk membentengi dirimu terhadap penilaian yang disampaikan oleh orang lain. Dengan menyaring terlebih dahulu semua perkataannya.

2. Ambil pelajaran dari setiap penilaian yang ada

Poin kedua ini bisa dikatakan saling berkesinambungan dengan poin pertama. Ketika kamu berhasil menahan diri untuk tidak menelan mentah-mentah semua penilaian orang lain, di saat itulah, kamu sendiri bisa menyaring penilaian tersebut.

Ambil semua penilaian terbaik dan buang semua penilaian yang sekiranya hanya akan menguras pikiranmu. Seperti halnya yang telah dijelaskan di atas, kamu sendiri bisa menyaring terlebih dahulu setiap perkataan orang lain.

Terkadang, penilaian yang disampaikan oleh orang lain hanya sekedar "asal bunyi" saja, tanpa pernah berpikir lebih lanjut terhadap penilaian tersebut. Apakah memang baik disampaikan atau malah sebaliknya.

Dengan demikian, kamu sendiri tidak harus mengambil semua penilaian yang disampaikan oleh orang lain. Pintar-pintarlah dirimu dalam mengolahnya.

3. Carilah ruang untuk mengungkapkan apa yang dirasakan

Mengungkapkan apa yang sedang dirasakan tidaklah salah, karena dirimu sendiri akan mendapatkan masukan dari apa yang kamu bicarakan.

Terkadang, mengungkapkan perasaan yang sedang berselimut di dalam diri dan dicurahkan kepada orang lain mampu memberikan ketenangan tersendiri di dalam hatimu.

Dengan ketentuan, kamu sendiri harus bisa memastikan bahwa orang yang kamu tuju sebagai pendengarmu merupakan orang yang tepat.

Terkadang, bersikap bodo amat juga tidaklah salah dilakukan. Dengan demikian, kamu sendiri bisa menahan pikiranmu untuk tidak berlebihan dalam menangkapi setiap penilaian yang diutarakan oleh orang lain.

Selain itu, apabila kamu merasakan hal yang kurang baik terhadap dirimu, ada baiknya, berkonsultasi dengan ahlinya, yah. 

*

Ditulis oleh Ina Hadni untuk Inspirasiana.

Artikel berhak cipta.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun