Bertahun silam, aku sebagai calon pastor Katolik menjalani pendidikan awal di Salatiga, Jawa Tengah. Kota yang indah dan toleran. Kota penuh kedamaian.
Kami tinggal di sebuah biara dekat kawasan sebuah kampus swasta terkenal di Salatiga. Guru-guru kami tak hanya beragama Katolik. Ada pula guru yang beragama Kristen. Pula karyawan dan karyawati ada yang beragama Islam.Â
Salah satu pengalaman unik yang tidak akan aku lupakan adalah kala kami, para calon pastor Katolik, berjumpa dengan para santri dalam silaturahmi dan pertandingan olah raga.
Berkat guru Kristen
Perjumpaan kami, para calon pastor Katolik, dengan para santri di sebuah pondok pesantren di Salatiga terjadi berkat guru beragama Kristen.
Ibu Guru kami yang beragama Kristen itu mengampu kursus hukum sipil bagi calon pastor Katolik dan juga para santri di suatu pondok pesantren di dekat Pasar Gedangan Salatiga.
"Mau tidak kunjungan dan pertandingan persahabatan bersama para santri?" tanya Ibu Guru kami kala itu. Kami semua yang adalah  para remaja cowok nan ganteng dengan semangat mengiyakan.Â
Jalan kaki demi silaturahmi
Kami berangkat bersilaturahmi ke pondok pesantren dengan berjalan kaki. Latihan untuk menjadi gembala umat yang siap melayani di tengah medan apa pun juga.Â