Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sukma Meraga Serimpi dalam Ironi

24 Oktober 2021   10:14 Diperbarui: 24 Oktober 2021   10:21 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di pendopo keraton pada rembang petang
para nayaga menabuh gamelan beralun tenang
alon-alon waton kelakon, katanya
tak perlu tergesa, yang penting terlaksana

Sukma meraga dalam beksan Serimpi
kapang-kapang maju gawang berarak rapi
anggun lambaikan selendang bestari
duhai, siapa tak terpesona gemulai hati?

Diiring gending wening namun perih
tersaji kisah Dewi Asmara Ratih
cinta terlarang kakanda berujung dilema
terbayang wajah Raden Wijayengbuwana pepuja jiwa

Sukma sang penari kirana
melebur diri dalam harmoni penuh ironi
dirinyalah Dewi Asmara Ratih
terombang-ambing dalam asmarandana sedih

Vian untuk Inspirasiana, oktober 2021. Puisi berhak cipta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun