Di pendopo keraton pada rembang petang
para nayaga menabuh gamelan beralun tenang
alon-alon waton kelakon, katanya
tak perlu tergesa, yang penting terlaksana
Sukma meraga dalam beksan Serimpi
kapang-kapang maju gawang berarak rapi
anggun lambaikan selendang bestari
duhai, siapa tak terpesona gemulai hati?
Diiring gending wening namun perih
tersaji kisah Dewi Asmara Ratih
cinta terlarang kakanda berujung dilema
terbayang wajah Raden Wijayengbuwana pepuja jiwa
Sukma sang penari kirana
melebur diri dalam harmoni penuh ironi
dirinyalah Dewi Asmara Ratih
terombang-ambing dalam asmarandana sedih
Vian untuk Inspirasiana, oktober 2021. Puisi berhak cipta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H