Dalam gundah gulana menanti penuh rasa ingin tahu. Adakah kau menerima dengan sukacita? Itulah harapanku, kebahagiaanmu.
Lima, sepuluh, lima belas menit berlalu. Tiada reaksi yang nampak di pintu. Pikirku akan kunanti 15 menit lagi. Namun nyatanya tiada jua terlihat kau turun membuka pintu dan menikmati segenggam cahaya ketulusan dari hatiku.
Ada sedikit resah namun ku telah pasrah. Ada sedikit harap, sekiranya saja segenggam ketulusan itu menyentuh hatimu. Entah nanti, esok, atau lusa.
Kini aku semakin mengerti ketulusan, bahwa memberi dan berbagi kebaikan bagianku. Bagaimanakah respon penerima adalah sisi lain karya Yang Maha Kuasa.
Aku hanya bisa memberi dalam ketulusan tanpa boleh memaksa mereka menerima, termasuk kau pula, sahabat. Teriring doa terbaikku untukmu. Bagianku memberikan isi kotak itu padamu, iya ketulusan.
Written by Ayuri untuk Inspirasiana
(Ayu dan Ari)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H