1. Adonan Kue AF Powder
Seorang anak perempuan yang beranjak remaja sedang menemani mamanya untuk membuat adonan kue chifon di dapur.Â
Sang Mama nampaknya kehabisan tepung terigu. Dia mengatakan akan mencari kekurangan tepung terigu tersebut pada anaknya lalu beranjak pergi dari dapur. Putri semata wayangnya melihat langkah mamanya saat meninggalkan dapur.Â
Dia lantas menemukan toples putih bertuliskan AF Powder dalam sebuah wadah. "Mama pasti lupa kalo dia masih menyimpan tepung terigu ini", batinnya.Â
Tak lama kemudian Sang Mama pulang, dan anaknya tersebut melaporkan aktivitasnya yang telah mencampur 'tepung' dalam adonan kue tersebut.
Mamanya spontan terduduk lemas.... Ternyata tepung yang dimaksudkan sang anak adalah bedak untuk Mylo, anjing kesayangan mereka... AF - Powder .. Anti - Fleas Powder
Salatiga, NiK.
2. Manfaat Baterai Bekas untuk Membasmi Nyamuk
Kalau pulang kampung halaman ayahku, kami menginap di rumah budhe. Saya teringat bagaimana budhe sibuk memasang "obat nyamuk" seraya meminta maaf karena banyak nyamuk di rumahnya.Â
Sebenarnya kami tidak masalah. Rumah keluarga kami di kota juga sangat sederhana dan ramah nyamuk. Namun, untuk menghibur kakaknya, ayahku memberikan saran praktis.
"Yu, sakjane batere radio bekas kae isa digawe mateni nyamuk lho (Mbak, sebenarnya baterai radio bekas bisa digunakan untuk membunuh nyamuk lho)!" kata ayahku
"Mosok to (Betulan tuh)?" sahut budheku menanggapi, "tapi yo masuk akal, jare ana bahan kimia ndek jerone (tapi memang masuk akal, katanya ada kandungan bahan kimia di dalamnya)!"
Dengan wajah semringah budhe segera beranjak masuk sethong (kamar).Â
Tak berapa lama budhe kembali dengan membawa banyak sekali baterai bekas. Baterai besar-besar ukuran D (kira-kira 3x ukuran AA) yang biasa digunakan untuk radio transistornya. Kala itu aliran listrik PLN memang belum masuk desa.Â
"Iki lho wis tak klumpukno ... yo' opo cara nganggone (Ini lho sudah kukumpulkan ... bagaimana cara pakainya)?"
Kami yang sedang berkumpul di ruang tengah terkejut. Dalam remang lampu teplok kulihat ayahku tersenyum. Pakdhe dan kami refleks ikut tersenyum, tetapi penuh kecurigaan. Hanya budhe yang tampak sangat serius.
"Kene Yu tak ajari carane (Sini Mbak kuberi tahu caranya)!" kata ayahku sambil meraih baterai dari tangan kakaknya.
Setelah meletakkan semua baterai di atas meja, ayahku mengambil satu baterai dan mengangkatnya tinggi-tinggi "Ngene carane ... cekelen kenceng baterene ambek tangan tengen (Begini caranya ... pegang kuat-kuat baterainya dengan tangan kanan)!" jelas ayahku seraya melakukan peragaan.
Dengan tetap fokus memperhatikan budhe menyela, "Oh tak kira dibuka trus dijupuk jerone. Mari dicekel trus dikapakno (Oh kukira dibuka lalu diambil isi dalamnya. Setelah dipegang lalu bagaimana)?"
"Terus... tangkepen nyamuke sitok-sitok njuk thuthuken ambek baterai iki (Lalu ... tangkaplah nyamuknya satu per satu dan pukul dengan baterai ini)!" jawab ayahku dengan ekspresi serius.
"Oalaah ... dagelan awakmu ki (Oalaah ... becanda kamu nih)!" kata budhe sambil melotot sadar dirinya sudah kena prank.
Pakde dan kami semua tertawa. Budhe pun kemudian ikut mentertawai kesialannya, menggerutu dengan mimik lucu sambil membereskan baterai bekas di meja. Sambil mengulum senyum saya buru-buru membantu budhe.
Depok, 27 Juli 2021. Salam humor, dueaksara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H