Air mengalir tanpa penghalang, sungguh bebas mengikuti alurnya
Kemanakah akan membawa butiran-butiran kenangan yang ikut mengalir bersamanya?
Tentang riuh tawa kala anak-anak bermain air dengan ceria
Saling memercikkan hingga telapak tangan, kaki, pun sekujur badan basah namun tetap sukacita
Menggunung indahnya tumpukan memori di kepala
Saat sawah penuh dengan padi-padian menguning
Seolah menari seirama bersama laju tiupan angin
Tanpa ada yang memberi komando namun tetap bersahaja
Bebatuan besar dan kecil ada di tepian menjadi bahan permainan tangan-tangan kecil
Membuat ikan-ikan berlarian menghindari tangkapan
Kejaran demi kejaran yang membuat mereka kebingungan
Namun mengapa sedikit bahagia mendengar tawa yang tak henti-henti
Kini sungai yang mengalir tidak sama lagi
Semakin sunyi ditinggalkan anak-anak masa lalu
Tak ada lagi terdengar tawa mereka sehingga sunyi
Mereka lebih menyukai hal-hal lain yang seiring perubahan zaman nan maju
Apakah sungai-sungai itu kini merasa sepi?
Ataukah semakin rusak dan terpolusi
Sehingga ada rasa tak aman dekat-dekat alirannya
Adakah penyakit dan bahaya mengintai dalam bayang-bayang pencemaran yang beraneka?
Sampah-sampah yang berlarik-larik
Ikan-ikan punah satu persatu
Jika masih ada mungkin hidup dengan terpaksa tanpa bisa memilih lagi penuh pilu
Sungguh sungai-sungai masa kecil banyak yang tak lagi menarik
Lestarikanlah sungai-sungai yang masih alami
Agar mereka tak mengalami kerusakan yang menyayat hati
Â
Written by ABy for Inspirasiana dalam rangka peringatan Hari Sungai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H