Bertepatan di Hari Anak Nasional 2021. Sudah sepatutnya semua pihak merenungkan kembali. Tentang dunia anak yang hilang (menurut kacamata para pemerhati anak).
Main game semacam Mobile Legends atau Play Station memang mampu menghadirkan kesenangan bagi anak-anak. Akan tetapi tentu kita sepakat. Sebenarnya bukan kesenangan seperti itu yang harus diterima oleh anak-anak.
Kita mau anak-anak tumbuh bersama teman-temannya. Riang gembira bersama kawan-kawannya. Tertawa lepas bersama sohib-sohibnya. Mungkinkah?
Kita sebagai orang tuanyalah yang bertanggungjawab. Menciptakan atmosfir yang membangkitkan imaji anak. Membuka simpul-simpul tawa dalam kalbunya.
Barangkali gawai atau gadget sebagai produk jamannya. Tidak bisa dilepaskan lagi dari dunia anak. Dari sana pula cara berpikir kita. Menghadirkan dunia bagi anak-anak. Tidak hanya senang sendirian tapi juga gembira barenng teman-temannya. Tetap bisa bersosialisasi.
Alangkah indahnya jika permainan jaran kepang hadir secara virtual. Melibatkan teman-temannya sebagai pemain dan penonton. Saling berinteraksi. Menirukan gerak pemain atau menyanyikan lagu sesuai irama gending pengiringnya.
Pasti seru main gobag sodor atau congklak melalui gawai. Masih banyak lagi dolanan anak-anak yang bisa diadaptasi ke jaman modern.
Indonesia tidak kekuarangan orang pintar. Lihat saja pemenang Olimpiade Sains. Sebagian besar dari Indonesia.
Kalau saja mereka diberikan fasilitas dan kebebasan kreasi. Bukan tidak mungkin akan lahir permaianan anak-anak yang edukatif. Menyenangkan sekaligus melesatarikan budaya pada saat yang bersamaan.
Saya yakin ini bukan sekedar sebuah utopia. Suatu saat akan lahir gim-gim kelas dunia berbasis kebudayaan nenek moyang. Hasil karya putra-putri Indonesia.
Kapan? Bukankah sudah banyak anak-anak negeri yang berkiprah di Hollywood? Banyak animator-animator Indonesia kelas dunia.