Menanggapi laporan ITV, juru bicara Amazon mengatakan bahwa tidak ada pakaian yang dikirim ke tempat pembuangan sampah, tetapi "sebagai upaya terakhir," beberapa mungkin dikirim ke "lokasi pemulihan energi." Amazon menyatakan bahwa pihaknya bekerja keras untuk mendorong agar pembakaran produk bisa mereka hindari.Â
Mahalnya biaya gudang dan transportasiÂ
Mengapa perusahaan besar seperti Amazon dan aneka perusahaan fesyen di negara maju membakar produk sendiri? Alasannya antara lain adalah mahalnya biaya gudang dan transportasi.
Tidak mungkin menjual seluruh produk, bahkan dengan harga obral sekalipun. Akibatnya, produk yang tak terjual atau sudah tidak sesuai musim (kita ingat konteks negara empat musim) memenuhi gudang.
Mengapa tidak disumbangkan saja?Â
Mengapa perusahaan besar tidak menyumbangkan saja barang-barang yang tidak terjual? Secara logika, hal ini memang bisa dilakukan dan memang juga telah dilakukan sebagian perusahaan besar.
Akan tetapi, tetap saja volume barang tidak laku terlalu besar untuk ditangani dan dipilah untuk disumbangkan. Mengirimkan barng tak laku ke panti asuhan, misalnya, tetap saja memerlukan biaya transportasi dan biaya upah tenaga kerja.
Selain itu, ada pula ketakutan dari perusahaan-perusahaan besar bahwa produk yang mereka sumbangkan justru dijual kembali oleh oknum.Â
Hikmah bagi kita sebagai konsumen
Edukasi konsumen menjadi hal penting bagi kita. Kita sebagai konsumen wajib mempelajari pula dampak limbah yang dihasilkan perusahaan dan pabrik langganan kita.
Apakah ketika membeli, kita abaikan begitu saja dampak lingkungan yang ditimbulkan perusahaan yang kurang bertanggungjawab?Â