Langkahmu mengalir pada titian
Melintas di atas air pasang yang menuntun haluan
Langkah-langkah kecil yang terantuk keraguan
Akankah kau berpaling ke arahku, sekedar melempar tatapan?
*
Halah, jejakmu masih basah
Mengapa sulit menghapus resah yang menjelang, saat kautelah melangkah
Padahal tak sulit mencatatkan kisah, meski harus terbenam dalam sumpah serapah
Dan kitapun berpisah, sudah
"Biarlah kautenggelam ke dasar hati, serupa biduk karam dan terlupakan."Â
Dan hatiku luruh di Batanghari
Dalam belaian mesra, kenangan tak bertepi
Hiruk pikuk dan secangkir kopi
Menyalakan api di batas Gentala Arasy.Â
***
Batam, 13 Juni 2021
Dian Albatami untuk Inspirasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H