Meskipun terasa tidak mudah, ada satu penyemangat yang disampaikan Daeng Khrisna untuk membesarkan hati, bahwa menyunting tidak lebih dari sekadar bermain kata. Kita seperti berada di sebuah taman ide. Kreatiflah! Bersenang-senanglah!
Oleh sebab itu, penulis pemula, atau bahkan penulis yang sudah senior sekalipun jangan takut melakukan kesalahan. Melakukan kesalahan bagaimanapun adalah sesuatu yang manusiawi. Kesalahan hanya perlu kita perbaiki.
Bila sudah mahir, jangan pula terlalu berbesar hati. Bukankah besar hati dalam arti kesehatan, yakni menderita pembengkakan hati atau sirosis. Hehe.
Jadi, bila Anda sudah yakin telah berusaha sekuat tenaga, perasaan, dan pikiran, jangan ragu lagi untuk mengagihkan artikel yang sudah dituliskan. Namun, penting untuk berusaha mengingat pesan sang munsyi:
“Ketika artikel Anda rampung, saat itulah kelahiran ‘bayi imajinasi’ Anda. Ketika ‘anak imajinasi’ Anda bermain-main ‘di pekarangan pikiran’ orang lain, kemudian memperbaiki dan mengembangkan diri, saat itulah ‘anak imajinasi’ Anda tumbuh meremaja. Sekarang, tiba saatnya Anda mencarikan jodoh bagi artikel Anda. Salah satu kewajiban orangtua adalah menikahkan anak-anaknya.”
Akhirulkalam
Kembali mengutip pesan sang pujangga dari Makassar, bahwa penulis bukanlah penasihat. Penulis yang arif menyembunyikan pesan lewat kejadian dan membunyikan makna melalui peristiwa.
Salam edukasi dan literasi. Salam Inspirasi. Terima kasih atas dukungan Daeng Khrisna Pabichara, rekan-rekan sekalian serta admin Kompasiana. Kami, komunitas Inspirasiana, sangat berharap agar pada lain kesempatan, Pak Khrisna Pabichara dapat kembali hadir dalam lokakarya literasi berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H