Sementara kita belajar lebih banyak, kita perlu melakukan segala kemungkinan untuk menghentikan penyebaran virus untuk mencegah mutasi yang dapat mengurangi kemanjuran vaksin yang ada.Â
Bagaimana dengan mutasi di masa depan?
Dalam artikel The Conversation, empat akademisi menulis hal-hal penting berikut:
Kemungkinan besar akan ada varian baru SARS-CoV-2 dalam waktu dekat. Faktanya, sangat mungkin varian baru sudah beredar di populasi manusia, tetapi belum dapat dideteksi dengan surveilans genom.Â
Pengawasan kuat di beberapa negara - seperti Inggris dan Afrika Selatan - tetapi sangat terbatas di negara lain, termasuk sebagian besar negara di Afrika.
Yang mengkhawatirkan adalah kita sekarang tahu bahwa protein S dari virus korona penyebab flu musiman berevolusi untuk menghindari respons kekebalan tubuh, seperti yang dilakukan virus influenza. Ini berarti vaksin SARS-CoV-2 mungkin harus diperbaharui secara teratur, seperti halnya vaksin flu.
Protokol kesehatan tetap jadi andalan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, pertemuan massal, rendahnya tingkat vaksinasi, dan varian baru virus corona yang ganas menyebabkan kasus Covid-19 di India melonjak parah. Ini adalah "diary kegagalan" penanganan pandemi di India yang menjadi pelajaran bagi semua negara, termasuk Indonesia.
Saat ini kehadiran vaksin memang memberikan harapan baru bagi kita. Akan tetapi, kita jangan terlena. Vaksin adalah salah satu "senjata" saja dalam memerangi virus Covid-19.Â
Orang yang telah menerima vaksin tetap perlu mematuhi protokol kesehatan demi keselamatan diri dan orang lain.Â